
NEW JERSEY – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Universitas Harvard untuk menyerahkan daftar nama mahasiswa asing yang terdaftar di kampus tersebut. Ia menyatakan keprihatinan terhadap keberadaan mereka dan menyebut sebagian dari mereka bisa saja “berbahaya”.
Pernyataan kontroversial itu disampaikan Trump saat berbicara kepada wartawan di Bandara Morristown, New Jersey, pada Minggu (25/5).
“Kita ingin tahu siapa mereka. Banyak dari mereka mungkin baik-baik saja, saya harap begitu. Tapi dengan Harvard, saya pikir banyak juga yang tidak,” ujar Trump.
Trump juga melontarkan tudingan keras terhadap Harvard, menuduh universitas elite tersebut sebagai institusi yang "sangat antisemit", meski tidak memberikan bukti yang konkret.
“Mereka sangat antisemit. Semua orang tahu itu, dan itu harus dihentikan sekarang juga,” tegasnya.
Selain itu, Trump mengkritik tingginya jumlah mahasiswa internasional di Harvard yang mencapai sekitar 31 persen. Ia menilai hal itu mengurangi kesempatan bagi warga negara AS untuk bisa kuliah di kampus bergengsi tersebut.
“Banyak warga Amerika ingin kuliah di sana, tapi tidak bisa karena tempatnya diisi oleh mahasiswa asing,” tambahnya.
Pernyataan Trump muncul di tengah memanasnya hubungan antara pemerintah federal dan Harvard, menyusul kebijakan terbaru pemerintah AS yang mencabut izin Harvard untuk menerima mahasiswa asing.
Langkah itu mendapat kecaman keras dari pihak Harvard yang menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap Konstitusi dan hukum federal. Seorang hakim federal kemudian memutuskan untuk menangguhkan sementara kebijakan tersebut guna memberikan waktu bagi proses hukum lebih lanjut.
Mahasiswa Asing: Antara Kontribusi dan Kontroversi
Trump mempertanyakan mengapa Harvard banyak menerima mahasiswa asing padahal tidak mendapat dana dari negara-negara asing, sementara pemerintah AS telah memberikan dukungan finansial dalam jumlah besar.
“Tak ada negara asing yang menyumbang ke Harvard. Tapi kita, Amerika, memberi miliaran dolar. Jadi mengapa mereka lebih banyak menerima mahasiswa asing?” tanya Trump.
Isu keberadaan mahasiswa internasional di universitas-universitas AS memang telah lama menjadi perdebatan. Di satu sisi, mereka dianggap sebagai kontributor ekonomi dan sumber keberagaman akademik. Di sisi lain, sebagian kelompok konservatif menilainya sebagai beban atau ancaman terhadap keamanan nasional.
Saat ini, sekitar 6.800 mahasiswa asing tercatat menempuh studi di Harvard, atau sekitar 27 persen dari total populasi mahasiswa. Mayoritas berasal dari India, China, dan Kanada.