
PRABUMULIH - Kabupaten Prabumulih, Sumatra Selatan menjadi sorotan setelah PT Pertamina EP (PEP) Adera Field mencatatkan lonjakan produksi minyak mentah sebesar 222 persen di Area North West Benuang. Pencapaian ini didorong oleh keberhasilan pengeboran sumur baru BNG-067 yang menghasilkan produksi minyak mencapai 660,34 barel per hari (BOPD), jauh melampaui target awal sebesar 150 BOPD. Selain minyak, sumur ini juga menghasilkan gas sebesar 0,807 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), melebihi ekspektasi awal sebesar 0,39 MMSCFD.
Field Manager PEP Adera Field Adam Syukron Nasution menjelaskan bahwa keberhasilan ini berasal dari eksploitasi lapisan TAF K1 yang sebelumnya belum pernah diproduksi.
"Yang istimewa, minyak dari sumur BNG-067 ini merupakan minyak murni tanpa kandungan air, dengan kualitas light oil yang lebih mudah diproses," ujar Adam dalam keterangan resmi, Kamis (29/5). Temuan ini membuka peluang pengembangan lebih lanjut dengan potensi penambahan 3-5 sumur baru di area tersebut.
Secara keseluruhan, produksi minyak di Benuang Cluster per Mei 2025 mencapai 2.668 BOPD, meningkat signifikan dari posisi Mei 2024 yang hanya 1.200 BOPD. Karakteristik reservoir multilayer di kawasan ini dinilai sangat mendukung peningkatan produksi, dengan ditemukannya lapisan-lapisan baru bertekanan tinggi yang mengandung minyak dan gas berkualitas.
Pengembangan ke depan akan difokuskan pada pengeboran sumur Step Out BNG-A12 yang menargetkan lapisan Wd di bagian selatan area. Pengeboran ini akan dilakukan dengan penerapan manajemen risiko ketat dan pengawasan operasional menyeluruh untuk memastikan keselamatan sekaligus optimalisasi hasil.
Dari perspektif ekonomi regional, lonjakan produksi ini memberikan dampak positif berupa penyerapan tenaga kerja lokal dan pengembangan industri pendukung sektor energi. Meningkatnya aktivitas produksi migas diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar serta memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan lokal.
PEP Adera Field sebagai bagian dari Regional 1 Sumatra yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah melakukan restrukturisasi organisasi pada 2025 dengan menggabungkan Zona 1, Zona Rokan, dan Zona 4. Langkah strategis ini bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat kontribusi terhadap ketahanan energi nasional.
Sebagai informasi, PHR menyumbang sekitar sepertiga dari total produksi minyak Subholding Upstream Pertamina. Dengan cakupan wilayah operasi dari Aceh hingga Sumatra Selatan, Regional 1 memegang peran krusial dalam upaya mencapai swasembada energi nasional. Integrasi pengelolaan aset hulu migas di seluruh Sumatra ini diharapkan dapat menjawab tantangan industri yang semakin dinamis.
Keberhasilan eksplorasi di Benuang Cluster ini sekaligus membuktikan bahwa potensi migas di Indonesia masih cukup besar, terutama dengan penerapan teknologi dan manajemen eksplorasi yang tepat. Pencapaian ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi migas nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Para analis energi memperkirakan pengembangan lebih lanjut di Area North West Benuang akan terus memberikan kontribusi signifikan baik bagi produksi migas nasional maupun perekonomian daerah. Dengan terus ditemukannya lapisan-lapisan produktif baru, tidak menutup kemungkinan Benuang Cluster akan menjadi salah satu penyangga utama produksi migas di wilayah Sumatra dalam beberapa tahun mendatang.
Dukungan pemerintah daerah dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan lokal menjadi faktor penting untuk memastikan keberlanjutan operasi dan optimalisasi manfaat ekonomi dari aktivitas hulu migas ini bagi masyarakat sekitar.