
JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) berhasil meraih penghargaan bergengsi "Digital Innovation in Education". Penghargaan ini diberikan atas inovasi strategis UT dalam mengembangkan Digital Learning Ecosystem (DLE), sebuah ekosistem pembelajaran digital terpadu yang mengintegrasikan seluruh sistem informasi dan teknologi pendidikan berbasis cloud computing, artificial intelligence (AI), dan immersive learning. UT dinilai berhasil menciptakan model pendidikan tinggi yang inklusif, fleksibel, berkualitas, dan dapat diakses oleh siapa pun, kapan pun, dan dari mana pun.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik sekaligus Pelaksana Tugas Wakil Rektor Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis UT, Rahmat Budiman, di MNC Conference Hall, iNews Tower, Jakarta.
Dalam sambutannya, Rahmat menegaskan bahwa inovasi digital di UT bukan sekadar adaptasi teknologi, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mentransformasi pendidikan tinggi jarak jauh di Indonesia.
"Penghargaan ini adalah bukti nyata dari komitmen UT untuk menghadirkan pendidikan jarak jauh yang berkualitas, terbuka, inklusif, dan berkelanjutan," ujar Rahmat Budiman.
Ia juga mendedikasikan pencapaian ini kepada lebih dari 1,5 juta mahasiswa UT serta jutaan alumni yang telah menjadi bagian dari gerakan pendidikan tinggi terbuka di Indonesia dan dunia.
Sebagai pelopor Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) berbasis digital di Indonesia, UT terus berkomitmen melakukan terobosan untuk menjawab tantangan zaman. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pengembangan Digital Learning Ecosystem (DLE), yang mengintegrasikan sistem teknologi informasi dan komunikasi UT, termasuk kebijakan akademik dan tata kelola digital yang adaptif.
Dalam memperkuat ekosistem DLE, UT telah mengembangkan Sistem Informasi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban (SIPPP), sebuah sistem tata kelola digital terintegrasi yang mendukung proses bisnis semua unit kerja UT.
Selain itu, UT juga meluncurkan MyUT, sebuah portal mahasiswa berbasis aplikasi yang memberikan kemudahan akses terhadap berbagai layanan akademik dan administrasi. Tidak berhenti di situ, UT sedang merintis sistem pembelajaran masa depan seperti Virtual Convergence Learning berbasis AI dan microcredentials.
UT juga menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan teknologi global seperti AWS, H3C, dan Microsoft. Salah satu implementasi nyata dari kerja sama ini adalah pelatihan AI Copilot untuk dosen UT, sebagai langkah awal menuju integrasi AI dalam perencanaan pembelajaran dan peningkatan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU).
Dengan visi menjadi Cyber University Terkemuka, UT kini giat memperkuat implementasi AI dalam berbagai aspek pendidikan. Mulai dari AI Proctoring dalam ujian daring, student advising berbasis AI, hingga predictive maintenance untuk fasilitas kampus.
AI juga dimanfaatkan untuk personalisasi pembelajaran, seperti learning accelerators yang memungkinkan dosen memantau dan memandu perkembangan mahasiswa secara real time. Rektor UT, Mohamad Yunus, dalam kesempatan terpisah menyatakan bahwa AI bukan sekadar alat bantu, melainkan mitra belajar aktif bagi mahasiswa.
"Kami berharap AI dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep, mengevaluasi pemahamannya secara mandiri, serta merancang strategi belajarnya sendiri secara lebih efektif," ujar Mohamad Yunus.
UT juga terus mengedepankan prinsip etika dan tanggung jawab dalam pemanfaatan teknologi mutakhir, termasuk pentingnya literasi AI di kalangan dosen dan mahasiswa melalui berbagai seminar, pelatihan, dan studi kasus internasional.
Sebagai bagian dari transformasi menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), UT berkomitmen memperkuat layanan pendidikan terintegrasi melalui pengembangan cyber university dan digital learning ecosystem yang kokoh dan mandiri. "Inisiatif ini menegaskan posisi UT sebagai pilar utama pendidikan tinggi jarak jauh (PTJJ) di Indonesia maupun dunia," tegas Mohamad Yunus.
Untuk memastikan arah pengembangan yang terukur dan berkelanjutan, UT telah menetapkan peta jalan strategis selama 20 tahun ke depan. Tahap pertama (2025-2029) fokus pada penguatan PTJJ berkualitas dunia berbasis ekosistem pembelajaran digital. Tahap kedua (2030-2034) menargetkan perluasan jejaring ekosistem pembelajaran digital. Tahap ketiga (2035-2039) bertujuan menjadikan UT sebagai PTJJ berbasis ekosistem pembelajaran terdepan, dan tahap keempat (2040-2045) menargetkan posisi UT sebagai PTJJ terdepan di tingkat global.
Rangkaian strategi jangka panjang ini menunjukkan kesiapan UT dalam menghadapi disrupsi teknologi dan dinamika tantangan global yang semakin kompleks, atau dikenal dengan istilah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Dengan fondasi kelembagaan yang adaptif, visioner, dan berbasis inovasi, UT siap memimpin transformasi pendidikan jarak jauh di era digital. Penghargaan "Digital Innovation in Education" ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi UT diakui tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga siap bersaing di kancah global.