
MAKKAH — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, mendorong adanya penambahan jumlah pembimbing ibadah haji perempuan pada musim haji mendatang. Hal ini disampaikan saat kunjungan ke jemaah haji Indonesia di Sektor 2, Syisyah, Makkah, Minggu (1/6).
Menurut Arifatul, kehadiran pembimbing perempuan dari masing-masing provinsi penting untuk memastikan pendekatan berbasis bahasa daerah dan budaya lokal, serta memberikan kenyamanan psikologis bagi jemaah perempuan yang menghadapi masalah tertentu.
“Kami mendorong agar petugas pembimbing ibadah haji dari masing-masing provinsi harus ada yang perempuan, karena pendekatan bahasa, budaya, dan lainnya itu perlu petugas dari daerah masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, secara statistik jumlah jemaah perempuan lebih banyak, sehingga idealnya rasio petugas perempuan juga harus sebanding. Menurutnya, jemaah perempuan lebih nyaman berkonsultasi jika didampingi oleh sesama perempuan, terutama dalam urusan sensitif.
“Ini menjadi catatan rekomendasi untuk pelaksanaan haji berikut,” tegasnya.
Selain mendorong penambahan petugas perempuan, Kementerian PPPA juga akan menyiapkan modul khusus untuk jemaah haji perempuan bekerja sama dengan Kementerian Agama.
“Saya sudah sempat bicara dengan Pak Menteri Agama, bahwa kami akan menyiapkan modul untuk jemaah haji perempuan, karena selama ini belum ada,” ungkap Arifatul.
Ia menekankan pentingnya haji ramah perempuan, terutama dalam hal kesehatan reproduksi yang sering kali menjadi perhatian selama ibadah haji. Masalah seperti menstruasi hingga kondisi istihadhah menurutnya memerlukan pendampingan dan konsultasi yang tepat.
“Kalau perempuan ada masa yang selalu dialami yaitu menstruasi, kondisi istihadhah. Ini perlu ada konsultasi khusus,” pungkasnya.