
JAKARTA – Pemerintah resmi mengumumkan lima paket stimulus ekonomi dengan total anggaran Rp24,44 triliun untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 mendekati 5 persen. Namun berbeda dari rencana sebelumnya, stimulus diskon tarif listrik yang sempat disebut sebagai bagian dari insentif akhirnya dicoret dari daftar bantuan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi efektivitas serta keterbatasan anggaran. Dari enam stimulus yang sempat dirancang, hanya lima yang dieksekusi, sementara stimulus berupa diskon tarif listrik diputuskan tidak diberikan.
Kelima stimulus tersebut mencakup:
1. Diskon Transportasi
Pemerintah memberikan diskon tiket kereta (30%), tiket kapal laut (50%), dan fasilitas PPN ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 6% untuk tiket pesawat. Anggaran untuk stimulus ini mencapai Rp940 miliar. Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong mobilitas masyarakat selama musim liburan sekolah.
2. Diskon Tarif Tol
Diskon tarif tol sebesar 20% akan diberikan kepada sekitar 110 juta pengguna jalan tol selama periode libur sekolah. Kebijakan ini tidak menggunakan dana APBN, melainkan melalui mekanisme operasi non-APBN bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
3. Penebalan Bantuan Sosial
Pemerintah menambah bantuan sembako sebesar Rp200.000 dan bantuan beras 10 kg untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama dua bulan (Juni–Juli 2025), yang akan disalurkan sekaligus pada Juni. Total anggaran mencapai Rp11,93 triliun.
4. Subsidi Upah Pekerja dan Guru Honorer
Bantuan subsidi upah sebesar Rp300.000 diberikan kepada 17,3 juta pekerja berupah di bawah UMP/UMK, serta 565.000 guru honorer di bawah Kemendikbud dan Kemenag. Dana subsidi ini disalurkan satu kali pada Juni dengan total anggaran Rp10,72 triliun.
5. Diskon Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Pemerintah memperpanjang diskon 50% iuran JKK bagi 2,7 juta pekerja di enam sektor industri padat karya selama enam bulan. Stimulus ini dibiayai dari non-APBN dengan alokasi Rp200 miliar.
Dengan ditiadakannya stimulus diskon tarif listrik, total bantuan yang awalnya diperkirakan bisa melibatkan lebih banyak kelompok penerima, kini difokuskan pada sektor dengan potensi daya ungkit konsumsi lebih besar.
“Stimulus yang kita siapkan harus benar-benar bisa menjaga daya beli masyarakat dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Ini yang menjadi tumpuan ekonomi kita di tengah tekanan global,” tegas Sri Mulyani.
Ia menambahkan, melalui fokus pada stimulus yang menyasar transportasi, bantuan sosial, dan pekerja sektor rentan, diharapkan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, kemiskinan menurun, dan lapangan kerja bisa dipertahankan.