Breaking News :
KanalLogoLogo
Jumat, 06 Juni 2025

Sosial

Gunungkidul Kaji Pembentukan Kawasan Konservasi Penyu Setelah Fenomena Langka Bertelur di Pantai

Mita BerlianaRabu, 04 Juni 2025 13:44 WIB
Gunungkidul Kaji Pembentukan Kawasan Konservasi Penyu Setelah Fenomena Langka Bertelur di Pantai

memungut telur penyu di pantai

ratecard

YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sedang melakukan kajian serius untuk membentuk kawasan konservasi penyu di sepanjang pesisir selatan. Langkah ini diambil menyusul fenomena langka berupa kembalinya penyu bertelur di beberapa pantai di wilayah tersebut setelah bertahun-tahun tidak terlihat.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengungkapkan kegembiraannya atas peristiwa alam yang jarang terjadi ini. "Alhamdulillah, fenomena yang jarang terjadi selama kami ingat—penyu bertelur di daratan. Nanti akan kita lepas," ujar Endah usai menyerahkan bantuan hewan kurban di halaman Pemkab Gunungkidul, Rabu (4/6).  

Bupati menegaskan bahwa penyu merupakan kekayaan hayati yang statusnya rentan terhadap kepunahan. Oleh karena itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk melindungi habitat alaminya. Penyu dikenal sebagai satwa yang sangat sensitif terhadap cahaya buatan dan aktivitas manusia di sekitar pantai.

"Kami telah berdiskusi dengan Sekretaris Daerah untuk memastikan wilayah khusus konservasi ini tidak akan digunakan oleh investor atau masyarakat untuk membangun gedung, sehingga penyu bisa leluasa bertelur dan berkembang biak," jelas Endah.  

Pada hari yang sama, Pemkab Gunungkidul melakukan pelepasan ratusan ekor tukik (anak penyu) di Pantai Wediombo, Kecamatan Girisubo. Pelepasan ini merupakan hasil dari temuan telur-telur penyu di tiga lokasi berbeda. Sebanyak 108 butir telur ditemukan di Pantai Wediombo, Kalurahan Jepitu pada Sabtu (17/5/2025), disusul 111 butir di Pantai Jungwok pada Selasa (20/5) dengan 2 butir di antaranya rusak, serta 111 butir lagi di Pantai Nampu pada Rabu (21/5).  

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Wahid Supriyadi, menjelaskan detail proses penetasan telur-telur tersebut. "Untuk telur yang ditemukan di Wediombo sebanyak 108 butir, berhasil menetas sekitar 100 ekor tukik, dengan 1 ekor mati di sarang dan 7 butir gagal menetas," papar Wahid. Sementara itu, telur-telur dari Pantai Nampu dan Jungwok masih dalam proses penetasan di Pantai Ngandong. "Kami berharap semua telur bisa menetas dengan sempurna," tambahnya.  

Dalam upaya perlindungan jangka panjang, DKP DIY melalui DKP Gunungkidul telah mengajukan proposal resmi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menetapkan Pantai Wediombo sebagai Taman Konservasi seluas 4.400 hektar. "Rencananya, zona konservasi akan dibagi menjadi tiga bagian: zona inti yang benar-benar steril dari aktivitas manusia, zona pemanfaatan terbatas, dan zona pendukung lainnya," jelas Wahid.  

Kajian pembentukan kawasan konservasi ini tidak lepas dari data ilmiah yang menunjukkan penurunan populasi penyu di perairan Indonesia. Spesies seperti Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang biasa mendarat di pesisir Gunungkidul termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.  

Koordinator Konservasi Penyu dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Rina Herlina, menyambut baik inisiatif Pemkab Gunungkidul. "Pembentukan kawasan konservasi sangat penting untuk menjaga siklus hidup penyu yang membutuhkan pantai berpasir yang tenang dan minim gangguan untuk bertelur," ujarnya. Rina juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat sekitar tentang perlindungan penyu.  

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, Arif Wijayanto, mengingatkan bahwa perlindungan penyu tidak hanya tentang penetasan telur dan pelepasan tukik. "Yang lebih penting adalah memastikan kelestarian habitat alaminya, baik di darat saat bertelur maupun di laut sebagai tempat hidupnya," tegas Arif.  

Masyarakat sekitar pantai pun mulai menunjukkan kesadaran akan pentingnya pelestarian penyu. Kelompok masyarakat pengawas pantai di Wediombo telah membentuk tim khusus yang rutin berpatroli untuk melindungi lokasi peneluran dari gangguan manusia maupun predator alami.  

Dengan berbagai upaya yang sedang digalakkan ini, Gunungkidul berpotensi menjadi salah satu pusat konservasi penyu terpenting di Jawa Tengah. Keberhasilan program ini tidak hanya akan menyelamatkan populasi penyu, tetapi juga dapat menjadi daya tarik wisata edukasi yang berkelanjutan di masa depan.

Pilihan Untukmu