
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan penyelesaian tahap pertama pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mamminasata di Sulawesi Selatan pada Agustus 2025. Proyek ini diproyeksikan melayani hingga 80.000 sambungan rumah (SR) atau setara 400.000 jiwa di wilayah metropolitan Makassar, termasuk Kabupaten Maros, Gowa, dan Takalar.
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan, SPAM Mamminasata adalah langkah strategis memperluas akses air minum layak. “Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi bentuk nyata kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Proyek ini terbagi dua tahap dengan kapasitas total 1.000 liter/detik. Tahap pertama, yang tengah dikebut, memiliki kapasitas 500 liter/detik dan menggunakan Bendungan Bili-Bili sebagai sumber air. Air dialirkan melalui jaringan transmisi ke 10 titik offtake di empat kabupaten/kota.
Kepala BPPW Sulsel Kusworo Darpito melaporkan, progres fisik unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) telah mencapai 90,06%, sementara jaringan distribusi utama (JDU) tahap dua telah rampung 100%. Pemerintah daerah kini didorong mempercepat pembangunan sambungan rumah tangga dan jaringan distribusi lanjutan.
Total anggaran pembangunan tahap pertama mencapai Rp78,98 miliar dari APBN 2025, sedangkan tahap kedua untuk JDU menyerap Rp99,88 miliar. Kusworo menegaskan, infrastruktur utama seperti IPA dan transmisi ditangani pusat, sedangkan jaringan hilir menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
Distribusi air curah direncanakan sebagai berikut:
Makassar: 600 liter/detik
Gowa: 200 liter/detik
Maros: 130 liter/detik
Takalar: 70 liter/detik
Meski sejumlah titik offtake sudah selesai, kesiapan APBD daerah untuk membangun reservoir dan pipa distribusi menjadi kunci pemanfaatan infrastruktur. “Kami tidak ingin infrastruktur APBN yang sudah jadi hanya menganggur karena hilirnya belum siap,” kata Kusworo.
Kementerian PU menargetkan 40.000 sambungan rumah aktif di tahap pertama. SPAM Mamminasata juga diharapkan menjadi model nasional proyek air minum regional yang mengintegrasikan pembiayaan pusat dan daerah untuk hasil berkelanjutan.