
JAKARTA - Kebijakan tarif impor nol persen untuk produk Amerika Serikat ke Indonesia tidak akan berpengaruh signifikan terhadap harga iPhone. Menurut analis IDC Asia Pasifik Kiranjeet Kaur, hal ini karena iPhone secara fisik diproduksi di China sehingga tetap dikenakan tarif impor produk China. "Proses produksi iPhone tidak dilakukan di AS, sehingga tidak masuk kategori produk AS yang dapat tarif nol persen," jelas Kaur.
Bhima Yudhistira dari Celios menambahkan, mayoritas produk elektronik merek AS yang beredar di Indonesia sebenarnya diproduksi di China. "Dampak tarif nol persen lebih terasa pada produk industri berat dan energi seperti suku cadang pesawat, mesin berat, dan komoditas pertanian AS," ujar Bhima.
Kesepakatan perdagangan baru Indonesia-AS memang menetapkan tarif impor 0% untuk produk AS, sementara produk Indonesia dikenakan tarif 19% di pasar AS. Namun kebijakan ini justru akan lebih menguntungkan sektor tertentu seperti penerbangan, mengingat Garuda Indonesia sedang merencanakan pembelian 50-75 pesawat Boeing.
Untuk konsumen, produk AS yang mungkin turun harganya antara lain bahan farmasi, LNG, dan komoditas seperti kedelai serta gandum. Sementara produk elektronik konsumen seperti iPhone dan laptop tidak akan terdampak signifikan karena rantai produksinya yang berbasis di China.
Trump dalam pernyataannya menyebut Indonesia berkomitmen membeli produk AS senilai miliaran dolar, termasuk 50 pesawat Boeing 777. Namun bagi pengguna smartphone, harapan harga iPhone lebih murah tampaknya belum akan terwujud dalam waktu dekat.