
JAKARTA - Para pedagang pakaian bekas di Pasar Senen meragukan rencana pemerintah yang ingin mengisi pasar tersebut dengan produk buatan dalam negeri. Mereka menilai kebijakan itu sulit diterapkan mengingat permintaan terhadap produk impor bekas masih sangat tinggi, terutama di kalangan pembeli muda. Kebijakan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang menegaskan bahwa pemerintah akan menindak impor pakaian bekas ilegal dan mengarahkan pasar seperti Senen untuk diisi produk lokal.
            
Mila, seorang pedagang asal Garut yang sudah lima tahun berjualan di Blok III Pasar Senen, mengaku pesimis jika kiosnya harus beralih ke barang baru buatan lokal. "Kalau pemerintah mau ganti semua jadi barang lokal, terus siapa yang mau beli? Pembeli ke sini karena cari barang luar kualitas dan modelnya beda," ujar Mila kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2025). Ia menjelaskan bahwa sebagian besar dagangannya berasal dari pemasok di Bandung yang mengambil langsung pakaian bekas impor dari Jepang dan Korea. "Barang lokal enggak bisa jual di sini. Bahannya beda, modelnya enggak trend. Kalau dipaksa jual, ya bisa-bisa sepi pembeli," katanya. Menurut Mila, kebijakan ini akan berdampak besar bagi pedagang kecil. "Modalnya juga beda jauh. Kalau barang impor bisa dapat murah dari bal-balan, kalau lokal harganya lebih mahal dan enggak bisa dijual cepat," tambahnya.
Senada dengan Mila, Salsa, seorang pedagang muda yang mewarisi kios orang tuanya, mengaku belum pernah menerima sosialisasi resmi dari pemerintah. "Belum ada yang datang kasih tahu. Kami tahunya cuma dari berita aja. Padahal yang kena imbas langsung kan kami di sini," ujarnya. Salsa berharap pemerintah tidak serta-merta mengganti sistem perdagangan tanpa memahami karakter pembeli. "Kalau isi pasar dengan produk lokal, ya harus disesuaikan dulu dengan selera pembeli. Jangan asal ganti, nanti malah banyak kios tutup," katanya. Ia menekankan bahwa pembeli datang karena keunikan dan nilai fesyen barang bekas impor. "Anak muda sekarang malah bangga pakai barang bekas luar negeri. Bukan karena enggak cinta produk lokal, tapi karena barangnya beda. Model dan bahannya unik," ucap Salsa.
Merespons rencana pemerintah, Mila kembali menyuarakan kekhawatirannya, "Kalau diganti barang lokal semua, yang jualan bisa gulung tikar. Pembeli di sini nyarinya vintage Jepang, Korea, bukan baju pabrikan baru." Sebagai jalan tengah, Salsa menyarankan, "Kalau pemerintah mau bantu, seharusnya cari jalan tengah. Jangan langsung dilarang, tapi atur biar legal dan jelas asal barangnya." Pasar Senen dikenal sebagai pusat thrifting terbesar di Jakarta yang menampung ribuan pedagang dan dikunjungi oleh berbagai kalangan setiap harinya.


























