Breaking News :
KanalLogoLogo
Jumat, 31 Oktober 2025

Kesehatan

Antisipasi Lonjakan ISPA, Pemkot Surabaya Gelar Vaksinasi Pneumonia Gratis untuk Balita

Ima KarimahSabtu, 25 Oktober 2025 12:35 WIB
Antisipasi Lonjakan ISPA, Pemkot Surabaya Gelar Vaksinasi Pneumonia Gratis untuk Balita

Ilustrasi vaksinasi Pneumonia atau Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) secara gratis di seluruh Puskesmas

ratecard

SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama musim pancaroba. Periode transisi cuaca ini kerap memicu peningkatan penyakit pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti balita dan lansia.

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyampaikan bahwa salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah pemberian vaksinasi Pneumonia atau Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) secara gratis di seluruh Puskesmas. Vaksinasi ini menjadi bagian dari upaya preventif untuk melindungi anak-anak dari komplikasi serius akibat ISPA. “Berdasarkan data 10 tahun terakhir, tren ISPA di Surabaya cenderung fluktuatif, dipengaruhi musim, kondisi lingkungan, dan mobilitas penduduk kota besar,” jelas Nanik, Kamis (23/10/2025).

Dinkes Surabaya menerapkan tiga pilar utama pencegahan dalam menghadapi potensi peningkatan kasus ISPA, yakni edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), imunisasi PCV gratis, serta kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes). Edukasi dilakukan secara masif melalui penyuluhan tentang etika batuk, penggunaan masker, dan kebiasaan menjaga kebersihan diri untuk menekan penularan penyakit.

Selain imunisasi PCV yang kini menjadi bagian dari Program Imunisasi Nasional, masyarakat juga dapat memperoleh vaksinasi tambahan seperti influenza secara mandiri di Fasyankes swasta. Nanik menegaskan seluruh tenaga kesehatan (Nakes) telah diarahkan melakukan deteksi dini dan tatalaksana ISPA sesuai standar agar tidak berkembang menjadi Pneumonia. “Ini penting untuk mencegah kondisi ringan menjadi berat,” tegasnya.

Pengawasan terhadap kasus ISPA berat dilakukan secara ketat melalui sistem pelaporan cepat. Dinkes Surabaya memanfaatkan aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) milik Kementerian Kesehatan untuk memantau tren kasus di setiap wilayah. Dengan sistem ini, deteksi potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) bisa dilakukan

Pilihan Untukmu