Menjelang Sea Games 2025, persiapan Timnas Indonesia menjadi perhatian utama dalam dunia sepak bola. Sebagai salah satu ajang bergengsi di kawasan Asia Tenggara, Sea Games tidak hanya menjadi sarana untuk meraih medali, tetapi juga sebagai momentum untuk mengukur kedalaman kualitas sepak bola Indonesia. Dalam upaya tersebut, PSSI dan tim pelatih telah menyusun program yang lebih fokus pada pembinaan jangka panjang, dengan menekankan pada regenerasi pemain muda.
Erick Tohir, Ketua PSSI, dalam rapat kerja kabinet yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 10 Desember 2024, mengungkapkan bahwa persiapan menuju Sea Games 2025 tidak hanya didorong oleh target instan, melainkan oleh komitmen untuk membangun kekuatan yang lebih berkelanjutan. “Eh lainnya kemarin, kita menurunkan tim muda yang usianya mungkin 25 -29 yang termuda di asia tenggara, ya memang kembali kalu kita mau konsisten prestasi ya kita harus terus regenerasi apalagi di liga,” ujar Erick Tohir.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang berfokus pada pengembangan pemain muda yang memiliki potensi besar. Rata-rata usia pemain yang diturunkan dalam laga-laga terakhir Indonesia menunjukkan komitmen PSSI untuk mempersiapkan timnas Indonesia dengan generasi muda terbaik yang ada. Dalam hal ini, regulasi usia dalam kompetisi liga domestik turut memainkan peranan penting dalam proses regenerasi.
Salah satu langkah signifikan yang diambil oleh PSSI adalah penerapan aturan dalam liga yang mengharuskan pemain U22 bermain setidaknya 45 menit per pertandingan. “Saya mengucapkan terimakasih klub-klub juga sudah menerapkan usia u 22 itu harus main 45 menit ya u23,” ungkap Erick Tohir. Aturan ini memungkinkan pemain muda untuk mendapatkan lebih banyak menit bermain, sekaligus mematangkan kemampuan mereka dalam kompetisi yang lebih keras dan kompetitif.
Program pembinaan ini juga tidak hanya terbatas pada level U22. Bahkan, di liga 2, PSSI sudah mulai menerapkan regulasi yang mengharuskan pemain U21 untuk turut berkompetisi. Pendekatan berjenjang ini diharapkan mampu menyiapkan pemain dengan berbagai tingkat usia, agar mereka dapat bertransisi dengan mulus ke level yang lebih tinggi. “Memang ini berjenjang dan tentu coach Shin Tae-yong punya pilihan pemain yang banyak sekarang yang dari elit pro akademi dari liga 2 liga 1 ataupun beberapa pemain yang memang masih umurnya sesuai yang bisa dilibatkan,” jelas Erick Tohir.
Pelatih Shin Tae-yong, yang telah lama memimpin timnas, kini memiliki lebih banyak pilihan pemain yang dapat dipertimbangkan. Meskipun demikian, beberapa pemain senior tetap menjadi bagian penting dari susunan tim, termasuk Asnawi dan Arhan. “Walaupun kemarin saya lihat coach Shin Tae-yong masih memanggil pemain seperti Asnawi, Arhan, yaitu pilihan pelatih ya,” ujar Erick Tohir. Pemain senior seperti mereka masih memiliki peran yang krusial dalam memberi stabilitas dan pengalaman kepada tim muda yang sedang berkembang.
PSSI menyadari bahwa tantangan utama menuju Sea Games 2025 adalah menghadapi persaingan yang semakin ketat, terutama dengan adanya kompetisi di tingkat AFF yang juga akan segera digelar. Meskipun timnas Indonesia tidak memasang target ambisius dalam ajang tersebut, PSSI tetap menekankan pentingnya memberikan yang terbaik dalam setiap pertandingan. “Kita harus berikan yang terbaik ya dan saya yakin, pemain-pemain muda kita punya jiwa nasionalisme,” ungkap Erick Tohir dengan penuh keyakinan.
Mentalitas nasionalisme yang kuat menjadi salah satu fondasi penting dalam menghadapi tantangan besar. Sebagai bukti, pada pertandingan terakhir, para pemain muda berhasil menunjukkan semangat juang yang tinggi, dengan meraih kemenangan tipis 1-0. “Mereka juga berani kemarin ngotot, yang akhirnya menang 1-0,” tambah Erick Tohir. Kemenangan ini tidak hanya menunjukkan kualitas teknis, tetapi juga jiwa pantang menyerah yang perlu dijaga dan diperkuat.
(Gin)