JAKARTA – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan komitmennya untuk menciptakan ekosistem kemitraan yang sehat dan kondusif antara pengemudi ojek online, aplikator, dan pelaku UMKM digital. Menteri UMKM Maman Abdurrahman menekankan pentingnya menjaga stabilitas hubungan ketiga pihak tersebut demi keberlangsungan ekonomi digital.

“Kami ingin semua pihak saling memahami. Tanpa aplikator, pengemudi tak bisa bekerja, dan tanpa pengemudi, UMKM tidak bisa tumbuh di ekosistem digital,” ujar Menteri Maman usai bertemu dengan manajemen Maxim di Jakarta, Selasa (21/5).

Pernyataan ini disampaikan di tengah munculnya isu polemik tarif di industri transportasi online. Menanggapi tuntutan sebagian pengemudi soal potongan tarif 10 persen, Menteri Maman menyarankan semua pihak menjaga prinsip fleksibilitas dan menghindari polemik.

“Kalau ada yang kurang cocok dengan skema tarif di satu aplikator, bisa beralih ke yang lain. Ada Maxim, Indrive, dan lainnya dengan potongan 10 hingga 13 persen,” katanya.

Menteri Maman juga mengungkap bahwa Kementerian UMKM tengah mengusulkan pembentukan koperasi kemitraan di tiap aplikator. Koperasi ini akan menjadi wadah penguatan ekonomi kolektif bagi pengemudi ojek online, termasuk untuk pengadaan atribut kerja, simpan pinjam, dan pengembangan usaha lainnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa ekosistem digital UMKM sangat bergantung pada layanan pengantaran dari ojek online. Oleh karena itu, kemitraan yang sehat menjadi kunci agar roda ekonomi digital terus berputar.

“Ekosistem digital jangan sampai terganggu karena polemik. Kami berupaya menjaga keberlangsungan usaha, kesejahteraan mitra pengemudi, dan pertumbuhan UMKM,” tegasnya.