Breaking News :
KanalLogoLogo
Jumat, 30 Mei 2025

Pemerintahan

Banyak Jemaah Haji Wafat Sebelum Puncak, Timwas DPR Soroti Proses Pemeriksaan Kesehatan

Ima KarimahRabu, 28 Mei 2025 06:23 WIB
Banyak Jemaah Haji Wafat Sebelum Puncak, Timwas DPR Soroti Proses Pemeriksaan Kesehatan

Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq. Foto: Dok E Media DPRRI

ratecard

JAKARTA - Meningkatnya jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat sebelum puncak ibadah haji menjadi sorotan serius Tim Pengawas Haji DPR RI. Anggota Komisi VIII DPR sekaligus Timwas Haji DPR RI, Maman Imanul Haq, meminta investigasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proses pemeriksaan kesehatan jemaah yang dinilai masih menyisakan celah.

“Komisi VIII selalu menekankan pentingnya istitha’ah kesehatan sebagai syarat utama dalam keberangkatan haji. Namun kenyataannya, kita masih menemukan jemaah yang meninggal dunia bahkan sebelum puncak ibadah. Ini harus menjadi perhatian serius,” kata Maman kepada Parlementaria, Senin (26/5).

Salah satu contoh yang disampaikan Maman adalah kasus jemaah asal Sidoarjo yang meninggal karena serangan jantung saat berada di dalam pesawat dalam perjalanan ke Tanah Suci. Menurutnya, kasus ini mengindikasikan bahwa pemeriksaan kesehatan belum sepenuhnya ketat dan menyeluruh.

“Kasus tersebut menunjukkan bahwa proses penyaringan kesehatan masih bermasalah. Ada kemungkinan kelonggaran terjadi dalam tahap pemeriksaan awal,” ujarnya.

Maman juga menyoroti kemungkinan adanya praktik-praktik tidak objektif dalam proses pemeriksaan kesehatan. Ia menyebut pentingnya menghindari intervensi karena kedekatan pribadi, baik oleh petugas kesehatan maupun panitia pelaksana.

“Jangan sampai ada jemaah yang diloloskan karena ia saudara, sahabat, atau kenalan tim medis. Istitha’ah harus ditegakkan secara profesional dan tidak bisa ditawar-tawar,” tegas politisi Fraksi PKB ini.

Lebih lanjut, Maman menekankan bahwa keluarga juga memegang peranan penting dalam memastikan kondisi calon jemaah. Ia mengingatkan agar keluarga tidak memaksakan keberangkatan anggota keluarganya hanya karena dorongan emosional, seperti keinginan untuk wafat di Tanah Suci.

“Kematian bukan sesuatu yang bisa direncanakan. Jangan sampai keluarga mendorong keberangkatan orang yang secara medis tidak layak, hanya demi memenuhi harapan tertentu. Ini harus diluruskan,” tegasnya.

Maman meminta Kementerian Kesehatan dan seluruh tim medis haji untuk memperkuat sistem pemeriksaan kesehatan berlapis, serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan tahun ini. Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada jemaah dan keluarga bahwa kesehatan adalah syarat mutlak yang tidak bisa dikompromikan.

“Faktor kesehatan harus menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan haji, bukan sekadar formalitas administratif,” pungkas Maman.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per Minggu (25/5) pukul 12.00 WIB, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat mencapai 58 orang. Mayoritas merupakan jemaah laki-laki. Sementara itu, lebih dari 160.000 jemaah telah tiba di Arab Saudi dan operasional haji tahun 1446 H/2025 M masih berada dalam fase pemberangkatan.

Peningkatan jumlah jemaah wafat sebelum pelaksanaan puncak ibadah seperti wukuf di Arafah menjadi sinyal penting bahwa aspek kesehatan harus kembali menjadi fokus utama dalam manajemen penyelenggaraan haji, terutama bagi jemaah lansia dan berisiko tinggi.

Pilihan Untukmu