
SURABAYA – Kabar duka menyelimuti pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Seorang jemaah asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Naki Muhammad Tang Ladu, wafat saat menjalani perawatan di RSUD Haji Surabaya. Almarhum merupakan bagian dari kloter 74 yang sedianya akan diberangkatkan ke Tanah Suci dari Embarkasi Surabaya.
Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Pelaksana Harian Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo, yang menyampaikan bahwa Naki meninggal dunia pada pukul 06.40 WIB, Selasa (27/5). Menurutnya, meskipun belum sempat berangkat ke Arab Saudi, almarhum meninggal dalam rangkaian ibadah haji, yang diyakini tetap menjadi keberkahan tersendiri.
“Insyaallah almarhum husnul khotimah karena wafat dalam momentum perjalanan ibadah haji,” tutur Sugiyo kepada awak media.
Naki diketahui mengidap kanker paru. Ia sempat mengalami sesak napas saat berada dalam bus pemberangkatan menuju bandara. Tim kesehatan yang bertugas segera melakukan pemeriksaan dan memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya melalui surat resmi dari dokter.
Setelah dirujuk ke RSUD Haji Surabaya untuk penanganan lebih lanjut, nyawa Naki tak tertolong. Pihak keluarga telah mengurus pemulangan jenazah untuk dimakamkan di kampung halamannya di Sulawesi.
Menurut data yang dihimpun PPIH Embarkasi Surabaya, sejauh ini telah tercatat sembilan jemaah yang wafat dalam fase pemberangkatan haji. “Empat orang wafat di RSUD Haji, satu orang di dalam pesawat, dan empat lainnya wafat di Arab Saudi,” ungkap Sugiyo, yang juga menjabat sebagai Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Timur.
Meski insiden ini menjadi duka mendalam, proses pemberangkatan jemaah haji dari Embarkasi Surabaya terus berjalan. Hingga hari ke-24 operasional, total 77 kelompok terbang (kloter) telah diberangkatkan ke Tanah Suci.
“Alhamdulillah hingga hari ini, Asrama Haji Surabaya telah memberangkatkan 29.275 jemaah atau sekitar 79 persen dari total jemaah yang dijadwalkan berangkat melalui Embarkasi Surabaya,” terang Sugiyo.
PPIH Embarkasi Surabaya mengingatkan pentingnya kondisi kesehatan jemaah sebagai faktor utama dalam pelaksanaan ibadah haji. Tragedi ini menambah sorotan terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan yang ketat dan pendampingan medis bagi jemaah lanjut usia atau dengan penyakit bawaan.