
MALANG - Berbagai strategi pemasaran kreatif terus dikembangkan oleh pedagang untuk memanfaatkan momen Idul Adha, termasuk di Kota Malang. Salah satu cara yang terbukti efektif adalah dengan mempromosikan hewan kurban melalui live streaming di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook. Metode ini tidak hanya menghemat waktu calon pembeli, tetapi juga memperluas jangkauan penjualan hingga ke luar kota.
Lucky Aditya, seorang pedagang sekaligus pemilik peternakan kambing This Is Farm di Jalan Lesanpuro Gang 2, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, adalah salah satu yang sukses menerapkan strategi ini. Dengan hanya bermodal tripod dan smartphone, ia melakukan siaran langsung untuk memperlihatkan kualitas hewan kurban yang dijualnya. Meskipun terkesan sederhana, cara ini ternyata sangat efektif dalam menarik minat pembeli.
Menurut Lucky, tren pembelian hewan kurban secara online semakin meningkat karena dinilai lebih praktis dan efisien. Calon pembeli tidak perlu repot datang langsung ke kandang atau lapak penjualan. Mereka cukup menyaksikan live streaming untuk memilih hewan yang diinginkan. Setelah itu, Lucky akan mengirimkan foto atau video lengkap kondisi hewan tersebut sebelum transaksi dilakukan.
Dari total 30 ekor kambing kurban yang tersedia di peternakannya, hampir semuanya berhasil terjual melalui metode live streaming. Yang menarik, pembelinya tidak hanya berasal dari wilayah Malang Raya, tetapi juga dari kota-kota lain seperti Sidoarjo dan Surabaya. Lucky mengungkapkan bahwa sekitar 80% penjualannya dilakukan secara online, sementara hanya satu pembeli yang memilih untuk datang langsung ke kandang.
Peternakan milik Lucky menyediakan berbagai jenis kambing kurban dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 8,5 juta per ekor. Beberapa jenis yang ditawarkan antara lain kambing peranakan etawa dengan harga Rp 5 juta sampai Rp 7,5 juta, kambing senduro mulai Rp 4 juta, kambing jawa randu berkisar Rp 3 juta hingga Rp 4,5 juta, serta kambing crossboer dengan harga Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Namun, jenis yang paling laris adalah kambing peranakan etawa jerabang, yang harganya mencapai Rp 4,5 juta hingga Rp 8,5 juta per ekor.
Kesuksesan Lucky dalam memasarkan hewan kurban melalui live streaming menjadi bukti bahwa adaptasi teknologi dapat memberikan dampak positif bagi bisnis tradisional. Dengan memanfaatkan media sosial, ia tidak hanya memperluas pasar tetapi juga memudahkan konsumen dalam berbelanja. Strategi ini pun menjadi inspirasi bagi pedagang lain untuk mengoptimalkan potensi digital dalam meningkatkan penjualan, terutama di momen-momen spesial seperti Idul Adha.
Ke depannya, metode pemasaran semacam ini diprediksi akan semakin berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia. Bagi para pedagang, inovasi dalam berjualan tidak hanya tentang menawarkan produk berkualitas, tetapi juga tentang memanfaatkan teknologi untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dengan cara yang lebih efisien.