MALANG - Penggagas Malang Health Tourism Ardantya Syahreza menyatakan Jepang menjadi target utama kerja sama strategis sekaligus pasar potensial untuk pengembangan wisata kesehatan di Malang Raya. Hal ini disampaikan dalam forum Indonesia Tourism Investment Business Forum 2025 di Osaka, Jepang, yang mempresentasikan potensi investasi proyek Mariposa sebagai destinasi wisata kesehatan terpadu.  

Proyek Mariposa merupakan hasil kolaborasi antara pelaku industri pariwisata seperti Jatim Park Group dengan berbagai rumah sakit dan klinik berstandar regional hingga internasional. Ardantya memperkirakan proyek ini mampu menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp 200 miliar per tahun dari wisatawan mancanegara, wisatawan kebugaran, dan turis domestik.  

Lokasi Malang Raya dipilih karena keunggulan alamnya, seperti udara pegunungan yang sejuk dengan suhu 18-24 derajat Celsius sepanjang tahun, hutan yang rimbun, serta pemandangan perbukitan yang indah. Kondisi ini dinilai ideal untuk pengembangan wisata kesehatan berbasis alam.  

Inisiatif ini telah mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata RI. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar secara terbuka mengundang investor dalam dan luar negeri untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek yang berlokasi di kawasan Jawa Timur Park, Batu tersebut.  

Ardantya menambahkan bahwa pemerintah saat ini memandang sektor wisata kesehatan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi baru. Data menunjukkan nilai ekonomi kebugaran global mencapai 56,43 miliar dollar AS pada 2023, dengan Indonesia menempati peringkat ke-18 dunia, mengungguli Thailand dan Malaysia.  

Ke depan, proyek Mariposa diharapkan dapat dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru yang akan menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat di Malang Raya. Proyek ini diyakini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan mancanegara, khususnya dari Jepang yang memiliki minat tinggi terhadap wisata kesehatan.