SURABAYA - Hotel-hotel bintang lima di Surabaya belum menerima pesanan kegiatan dari pemerintah meskipun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah mengizinkan pemerintah daerah (pemda) kembali menggelar acara di hotel dan restoran. Kebijakan ini seharusnya menjadi angin segar bagi industri perhotelan, namun realisasinya masih belum terlihat.

Roberto Kotambunan, General Manager Vasa Hotel Surabaya, menyatakan pihaknya menyambut baik keputusan Kemendagri tersebut namun masih menunggu kejelasan implementasinya. "Kami belum tahu apakah pola kegiatannya akan sama seperti sebelum kebijakan efisiensi atau berbeda," ujarnya.  

Hingga saat ini, Vasa Hotel hanya menerima kunjungan dari pejabat kementerian terkait kunjungan menteri, bukan untuk kegiatan rapat atau acara resmi. Robert mengungkapkan okupansi hotel bintang lima di Surabaya telah turun drastis sekitar 40 persen dalam empat bulan terakhir akibat kebijakan efisiensi pemerintah.

Dampaknya, banyak hotel terpaksa melakukan efisiensi operasional, termasuk mengurangi penggunaan utilitas dan memangkas tenaga kerja harian. "Yang paling menyedihkan adalah pengurangan pekerja harian dan casual, kami hanya mempertahankan yang benar-benar dibutuhkan," tambahnya.  

Robert berharap kebijakan Kemendagri ini dapat mengembalikan aktivitas normal di sektor perhotelan yang tidak hanya melibatkan hotel tetapi juga seluruh rantai pasokannya, mulai dari petani, nelayan, hingga UMKM. "Kami berharap ekosistem perhotelan bisa hidup kembali seperti sedia kala," pungkasnya. Sektor perhotelan di Surabaya masih menunggu realisasi kebijakan ini untuk memulihkan bisnis yang terdampak kebijakan efisiensi pemerintah selama ini.