
MAKKAH – Fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) telah selesai dilaksanakan oleh jemaah haji Indonesia. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan rasa syukur atas kelancaran penyelenggaraan haji, sekaligus menyampaikan permohonan maaf atas sejumlah kendala teknis yang terjadi selama proses ibadah.
“Alhamdulillah seluruh tahapan puncak haji sudah selesai. Kita bersyukur semua jemaah telah mengikuti wukuf di Arafah. Meski demikian, saya menyampaikan permohonan maaf atas beberapa kekurangan yang menyebabkan ketidaknyamanan, termasuk keterlambatan evakuasi di Muzdalifah dan penempatan tenda di Arafah,” ujar Menag dalam keterangan pers, Selasa (10/6).
Ia menjelaskan, keterlambatan penjemputan di Muzdalifah terjadi akibat kemacetan di jalur taraddudi, dan juga dialami oleh jemaah dari negara lain. Proses evakuasi jemaah Indonesia baru selesai pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS), atau 40 menit lebih lambat dari target.
Selain itu, Menag juga menyoroti peristiwa jemaah lansia dan pasangan keluarga yang sempat terpisah hotel di Makkah, serta kendala lainnya yang akan menjadi bahan evaluasi ke depan.
Meski terdapat sejumlah catatan, Menag menyatakan bahwa penyelenggaraan haji tahun ini berlangsung lebih baik. Hal itu ditegaskan pula oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi serta Wakil Gubernur Makkah. Peningkatan layanan terlihat dari perbaikan infrastruktur, suplai air, serta fasilitas kesehatan.
“Angka kematian juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Semoga kondisi ini terus membaik hingga semua jemaah kembali ke Tanah Air,” ungkap Nasaruddin.
Operasional haji kini memasuki fase pemulangan jemaah. Gelombang pertama dimulai pada 11 hingga 25 Juni 2025, dengan total 266 kloter yang diberangkatkan dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Namun, ada delapan kloter yang akan dipulangkan melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, termasuk kloter dari embarkasi Makassar, Lombok, dan Pondok Gede.
“Hari ini saya melepas keberangkatan kloter 1 Makassar (UPG 01) dari hotel mereka di wilayah Syisah menuju Madinah. Mereka dijadwalkan terbang pada 11 Juni pukul 03.30 WAS dari Bandara AMAA,” kata Menag.
Untuk jemaah gelombang kedua, pergerakan dari Makkah ke Madinah dimulai 18 Juni 2025. Mereka akan tinggal selama sekitar sembilan hari sebelum dipulangkan pada periode 26 Juni hingga 10 Juli 2025.
Menag juga mengingatkan para jemaah untuk menjaga kesehatan dan kemabruran. “Air Zamzam akan dibagikan di embarkasi. Saya mohon jaga kesehatan hingga tiba di Tanah Air,” pungkasnya.