
BREBES - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan momen memilukan saat seorang pasien kritis korban kecelakaan lalu lintas di Brebes, Jawa Tengah, dirujuk ke rumah sakit lain menggunakan mobil pikap. Kejadian yang terjadi pada Selasa (10/6) malam itu memicu protes keluarga karena Rumah Sakit Amanah Mahmudah (RSAM) Sitanggal tidak menyediakan ambulans untuk merujuk pasien.
Korban bernama Ruswad (45), imam masjid sekaligus warga Dukuh Siramin, Desa Slatri, Kecamatan Larangan, mengalami kecelakaan di jalan Ketanggungan-Jatibarang. Setelah kejadian, ia langsung dibawa ke RSAM Sitanggal menggunakan mobil pikap. Meski sempat ditangani di IGD, kondisi kritis korban mengharuskan dirujuk ke RS Bhakti Asih Brebes yang fasilitasnya lebih lengkap.
Hadi Kusuma (40), keponakan korban, mengungkapkan kekecewaannya. "Kami meminta ambulans, tapi pihak rumah sakit bilang persiapannya butuh waktu lama. Kami bahkan menawarkan bayar bensin, tapi tetap tidak diizinkan," ujarnya di rumah duka, Kamis (12/6). Akibatnya, Ruswad yang mengalami patah tulang dan pendarahan kepala terpaksa dibawa dengan pikap dalam kondisi kritis, dan akhirnya meninggal keesokan harinya di ICU sekitar pukul 06.00 WIB.
Menanggapi hal ini, Direktur RSAM Sitanggal dr. Imam Baihaqi menjelaskan bahwa keputusan merujuk pasien tanpa ambulans didasari kondisi gawat darurat. "Pasien perlu penanganan segera di rumah sakit yang lebih lengkap. Persiapan ambulans seperti pemasangan infus dan oksigen memakan waktu yang berharga," jelasnya.
Imam Baihaqi menyampaikan permohonan maaf atas ketidakpuasan keluarga dan berjanji meningkatkan kualitas pelayanan. "Kami berkomitmen memperbaiki sistem untuk melayani masyarakat Sitanggal dan sekitarnya dengan lebih baik," tuturnya.
Insiden ini memicu sorotan publik terhadap ketersediaan ambulans darurat di fasilitas kesehatan, terutama untuk pasien dalam kondisi kritis.