
JAKARTA - Ketua Mahkamah Agung Sunarto mengungkapkan rencana penggunaan pengawas rahasia atau "mystery shopper" untuk memantau kinerja hakim di seluruh lingkungan peradilan. Hal ini disampaikan dalam pembinaan terhadap 1.451 hakim baru di Hotel Mercure, Jakarta Pusat, Jumat (13/6).
Sunarto menjelaskan bahwa pengawas misterius ini akan ditugaskan secara acak di berbagai lingkungan peradilan, mulai dari pengadilan umum, agama, tata usaha negara, hingga militer. Mereka akan memantau aktivitas hakim dengan peralatan perekam canggih yang tersembunyi di berbagai benda sehari-hari seperti kacamata, kancing baju, atau pulpen.
"Pengawas akan memantau kehidupan sehari-hari hakim tanpa diketahui. Mereka sudah dibekali alat perekam, jadi jika ada yang mencoba mempengaruhi dengan mengatakan 'tolong perkara nomor sekian' atau menawarkan uang, semua akan terekam," tegas Sunarto.
Ketua MA juga mengingatkan para hakim untuk selalu menjaga integritas dan tidak terlena sanjungan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Ia menekankan bahwa jabatan hakim adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, bukan untuk diperdagangkan.
"Jangan gadaikan jabatan hanya demi dolar atau rupiah. Harta yang diperoleh tidak benar akan keluar juga dengan cara tidak benar," pesan Sunarto. Ia juga mengingatkan para hakim untuk mempertimbangkan konsekuensi dunia dan akhirat dari setiap tindakan mereka.
Pengumuman ini disampaikan bersamaan dengan pengukuhan 1.451 hakim baru dari berbagai lingkungan peradilan, yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Ini merupakan pengangkatan hakim pertama dalam lima tahun terakhir sejak terakhir dilakukan pada 2020.
Mahkamah Agung berkomitmen meningkatkan pengawasan internal guna menjaga marwah peradilan dan mencegah praktik-praktik tidak terpuji di kalangan hakim. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan di Indonesia.