JAKARTA - Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Informatika Fifi Aleyda Yahya menegaskan pentingnya peran media berkualitas sebagai benteng utama melawan misinformasi di era digital. Dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat (13/6), Fifi menyatakan pemerintah berkomitmen mendukung industri media melalui regulasi adaptif dan program peningkatan kapasitas untuk menghadapi disrupsi digital.  

Fifi menjelaskan bahwa transformasi digital telah mengubah lanskap industri media secara fundamental dalam satu dekade terakhir, lebih dramatis dibanding evolusi 30 tahun sebelumnya. "Strategi media lama sudah tidak relevan di era dimana media sosial menjadi sumber informasi utama masyarakat," ujarnya.  

Dua tantangan utama yang dihadapi menurut Fifi adalah transformasi model bisnis media dan banjir informasi yang sulit diverifikasi. Ia menekankan bahwa eksistensi media dan profesi jurnalis harus dijaga bukan hanya untuk bisnis, tetapi sebagai pilar demokrasi yang menyediakan informasi berkualitas.  

Mengenai transformasi bisnis media, Fifi menyebutkan banyak grup media besar telah beralih dari model konvensional ke platform digital. "Televisi tradisional harus bertransformasi menjadi heavy digital untuk bertahan. Model bisnis dengan karyawan ribuan sudah tidak sustainable," paparnya.  

Tantangan lain adalah mempersiapkan jurnalis dengan keterampilan baru yang relevan di era digital, termasuk kemampuan content activation dan data journalism. Pemerintah melalui Kemkominfo akan terus mendorong peningkatan kapasitas SDM media untuk menghadapi tantangan di era tsunami informasi ini.