DEMAK - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dengan mengembangkan program desa tangguh bencana. Hingga Juni 2025, tercatat 36 desa telah ditetapkan sebagai desa tangguh bencana, dengan fokus utama pada wilayah-wilayah rawan banjir di sepanjang tepi sungai.  

Plt Kepala BPBD Demak Agus Musyafak menjelaskan bahwa konsep desa tangguh bencana bertujuan menciptakan kemandirian masyarakat dalam mitigasi dan penanggulangan bencana. "Masyarakat diharapkan mampu melakukan tindakan pencegahan dan penanganan darurat tanpa selalu bergantung pada pemerintah," ujar Agus.  

Sekda Demak Akhmad Sugiharto menambahkan, upaya peningkatan kapasitas dilakukan melalui berbagai pelatihan, termasuk bimbingan teknis "Water Rescue" yang bekerja sama dengan Basarnas. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis ribuan relawan dari berbagai unsur seperti BPBD, PMI, TNI-Polri, dan Pramuka, tetapi juga menjadi media komunikasi antarrelawan.  

"Prinsip utama yang kami tekankan adalah keselamatan relawan terlebih dahulu sebelum menolong orang lain. Forum pelatihan juga kami jadikan sarana apresiasi bagi relawan yang bekerja tanpa imbalan," jelas Sugiharto.  

Pemkab Demak berkomitmen terus memperluas cakupan desa tangguh bencana, terutama di daerah dengan tanggul rawan jebol, sebagai bentuk antisipasi menghadapi musim hujan dan potensi banjir tahunan. Program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah saat terjadi bencana.