JAKARTA - Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengungkapkan bahwa perusahaan tidak dapat menyerap seluruh mitra pengemudi (driver) sebagai karyawan tetap. Menurutnya, jika skema karyawan tetap diterapkan, hanya sekitar 17 persen driver yang bisa diserap, sementara sisanya berpotensi kehilangan pendapatan.  

Neneng menjelaskan bahwa sistem kerja karyawan tetap mengharuskan jam kerja tertentu, seperti pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, sementara banyak mitra driver memilih bekerja secara fleksibel sesuai waktu luang mereka. "Bayangkan jika hanya 17 persen yang bisa diserap, yang lain mau dapat penghasilan dari mana?" ujarnya dalam Media Briefing Rekrutmen Mitra Digital di Jakarta, Selasa (17/6).  

Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Menteri UMKM Maman Abdurrahman yang menegaskan bahwa menjadi mitra driver sebaiknya dipandang sebagai profesi sementara atau tambahan penghasilan, bukan pekerjaan permanen. "Menjadi driver ojol adalah langkah untuk mendapatkan insentif tambahan sebelum meraih posisi yang lebih baik," kata Maman.  

Grab Indonesia menekankan bahwa sistem kemitraan saat ini justru memberikan fleksibilitas bagi driver untuk mengatur waktu kerja sekaligus memperoleh pendapatan sesuai kebutuhan.