SAMARINDA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Samarinda menegaskan komitmennya untuk menangani laporan dugaan malapraktik di Rumah Sakit Haji Darjat (RSHD) secara independen. Setelah mendengarkan keterangan dari pasien dan kuasa hukum pada Selasa (17/6), IDI berencana segera memanggil dokter yang dilaporkan sebagai langkah berikutnya.  

Ketua IDI Cabang Samarinda Andriansyah menjelaskan bahwa pertemuan dengan pihak pelapor merupakan tahap awal pengumpulan data. "Kami akan segera memanggil dokter terlapor, targetnya dalam minggu ini," tegasnya. Proses penilaian akan dilakukan oleh Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) yang bersifat independen tanpa intervensi pihak mana pun, termasuk dari internal IDI.  

Kasus ini menyangkut Rias Khairunnisa yang mengaku masih menderita nyeri pascaoperasi di RSHD pada Oktober 2024. Pasien mengeluhkan tidak adanya upaya mediasi dari rumah sakit sejak November 2024. Kuasa hukum pasien Titus T Pakalla menyebut kliennya awalnya hanya mengalami gangguan lambung, namun didiagnosis usus buntu dan dipaksa operasi meski kondisi sudah membaik.  

IDI menegaskan fokus pemeriksaan hanya pada aspek etika kedokteran, bukan masalah administrasi seperti BPJS. Sementara pihak RSHD melalui kuasa hukum Febronius Kusi Kefi menyatakan kesediaan menyelesaikan kasus melalui jalur hukum resmi daripada perdebatan di media.  

Proses ini menjadi ujian penting bagi independensi penegakan etika profesi kedokteran di Samarinda, dengan IDI berjanji memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.