GRESIK – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur bersama Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gresik mengevakuasi 25 ekor ular sanca dari lingkungan permukiman warga. Operasi penyelamatan dilakukan setelah serangkaian laporan masyarakat terkait kemunculan ular besar di beberapa titik padat penduduk.

Dari total tersebut, 23 ekor merupakan Ular Sanca Kembang (Malayopython reticulatus) dan 2 ekor Sanca Bodo (Python bivittatus), seluruhnya ditemukan dalam kondisi hidup dan aktif. Setelah dievakuasi, ular-ular tersebut ditranslokasi ke Kandang Transit Wildlife Rescue Unit (WRU)/Unit MataWali BBKSDA Jatim untuk menjalani perawatan dan observasi medis.

Polhut Terampil dari Seksi KSDA Wilayah III Surabaya, Hartono, menyebutkan bahwa ini bukan temuan pertama dalam beberapa pekan terakhir. Sejak Mei hingga Juni 2025, total ular yang dievakuasi mencapai 45 ekor.

BBKSDA Jatim menduga lonjakan jumlah perjumpaan manusia dengan ular ini disebabkan oleh perubahan lingkungan, seperti penyusutan habitat atau berkurangnya sumber pakan alami di alam liar. Untuk itu, survei populasi dan habitat ular di Gresik akan segera dilakukan untuk merumuskan langkah mitigasi ke depan.

Kedua jenis ular tersebut memiliki peran ekologis penting sebagai pengendali hewan pengerat. Namun, masuknya mereka ke wilayah permukiman dapat menimbulkan konflik dan kepanikan warga.

BBKSDA Jatim menekankan pentingnya peran aktif masyarakat, instansi kebencanaan, dan lembaga konservasi dalam menjaga keseimbangan antara keselamatan manusia dan pelestarian satwa liar. Edukasi konservasi dan tata ruang berbasis ekologi diharapkan menjadi agenda prioritas.