
JAKARTA – Keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5% pada Kamis (19/6) membawa stabilitas relatif di pasar global, meski dengan sedikit tekanan. Kebijakan ini membuat investor kripto memilih strategi "wait and see" sambil memantau perkembangan ekonomi selanjutnya.
Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan ekonomi AS masih kuat dengan pasar tenaga kerja yang solid, meski waspada terhadap risiko inflasi dari kebijakan tarif impor baru Presiden Donald Trump. "Dampak kenaikan tarif baru akan terasa dalam beberapa bulan ke depan," ujar Powell di Washington.
Di pasar kripto, respons terbilang stabil dengan Bitcoin turun tipis di bawah 1% ke level $104.000 (Rp1,71 miliar) dan Ethereum bertahan di $2.500 (Rp41,25 juta). Pasar saham AS juga relatif datang dengan Dow Jones turun 0,10% ke 42.171.
Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, menjelaskan kondisi ini mencerminkan antisipasi pasar yang sudah matang. "Investor menunggu perkembangan inflasi, kebijakan tarif AS, dan situasi geopolitik Timur Tengah sebelum mengambil keputusan besar," jelasnya.
Proyeksi suku bunga masih tidak pasti dengan beberapa anggota FOMC menolak penurunan suku bunga di 2025. Namun, optimisme terhadap Bitcoin tetap tinggi dengan aliran dana masuk positif ke ETF Bitcoin spot sejak 9 Juni 2025.
"Bitcoin semakin diakui sebagai lindung nilai inflasi. Untuk altcoin seperti Ethereum, reli signifikan baru mungkin terjadi jika The Fed mulai turunkan suku bunga," tambah Fahmi. Strategi dollar cost averaging (DCA) dinilai tetap relevan di tengah ketidakpastian pasar saat ini.