
JAKARTA - Hingga 31 Mei 2025, pemerintah telah menyalurkan Rp12,59 triliun untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), mendukung pembangunan 101.707 unit rumah subsidi di 379 kabupaten/kota. Angka ini naik dari Rp10,96 triliun dan 88.482 unit pada April 2025.
Program ini ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar dapat mengakses pembiayaan perumahan yang terjangkau dan berkualitas.
“Tahun ini, total alokasi anggaran FLPP mencapai Rp18,77 triliun dengan target 220.000 unit rumah. Pemerintah juga menyiapkan tambahan anggaran untuk mendukung program 3 juta rumah,” ujar Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (17/6).
Sejak diluncurkan pada 2010, FLPP telah menyalurkan Rp151,22 triliun untuk 1.598.879 unit rumah.
Menurut Thomas, dari total alokasi 2025, Rp11,5 triliun telah dicairkan kepada BP Tapera. Pemerintah tengah mengakselerasi pencairan FLPP sebagai bagian dari program prioritas nasional era Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan Presiden Prabowo meminta seluruh jajaran kementerian untuk mempercepat pelaksanaan program strategis, termasuk FLPP, sebagai upaya mempercepat pemerataan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Presiden terus mendorong akselerasi di berbagai sektor, mulai dari makanan bergizi gratis, sektor perumahan, hingga program koperasi dan sekolah rakyat,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers paket stimulus ekonomi.