
Korea Utara untuk pertama kalinya menyampaikan tanggapan resmi mengenai serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap Iran yang terjadi pada Minggu (22/6) dini hari. Melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri yang dirilis Senin (23/6), Pyongyang mengecam keras aksi Washington tersebut sebagai pelanggaran terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, seperti dikutip kantor berita KCNA, menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir Iran merupakan tindakan yang melanggar prinsip kedaulatan negara. "Republik Rakyat Demokratik Korea mengecam keras serangan AS terhadap Iran yang secara nyata melanggar Piagam PBB terkait kedaulatan negara," tegas pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga menyoroti ketegangan di Timur Tengah sebagai akibat dari kebijakan Israel yang dinilai ceroboh. "Ketegangan regional saat ini adalah produk tak terelakkan dari sikap sembrono Israel," tambah juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu. Korea Utara menuduh Israel terus melakukan ekspansi wilayah dan provokasi militer untuk kepentingan sepihak.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump membenarkan serangan tersebut bertujuan untuk menghancurkan program nuklir Iran, namun menegaskan tidak bermaksud menggulingkan pemerintahan Teheran. Dalam unggahan media sosial, Trump mengklaim kerusakan signifikan terjadi di berbagai fasilitas nuklir Iran, meski tidak menyertakan bukti visual.
Kecaman Korea Utara ini muncul di tengah kekhawatiran internasional akan eskalasi konflik lebih luas. Sebagai negara yang juga memiliki program nuklir dan sering bersitegang dengan AS, pernyataan Pyongyang ini memperlihatkan solidaritas dengan Iran. Korea Utara sendiri masih berada dalam status gencatan senjata dengan Korea Selatan sejak berakhirnya Perang Korea 1950-1953, dengan sekitar 30.000 pasukan AS masih ditempatkan di Semenanjung Korea.