
Tim peneliti dari University of Portsmouth, Inggris, mengembangkan pendekatan citizen science untuk memantau dampak mikroplastik dan mesoplastik di lingkungan. Metode ini melibatkan masyarakat umum dalam pengumpulan data, seperti yang telah sukses diaplikasikan dalam pemantauan satwa dan taksonomi.
David Jones, pimpinan penelitian, menjelaskan bahwa publik mampu memberikan data berharga meski perlu disesuaikan dengan kondisi lokal. Di Inggris, program Big Microplastic Survey (BMS) menggunakan metode sederhana seperti penyaringan, sementara Australia Microplastic Assessment Project (AUSMAP) menerapkan pendekatan lebih ilmiah. "BMS lebih cepat mendeteksi mikroplastik, tapi AUSMAP lebih akurat di lapangan," jelas Michelle Hale, salah satu peneliti.
Uni Eropa melalui Marine Strategy Framework Directive (MSFD) juga melibatkan warga dengan metode yang lebih ketat untuk data yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun, variasi kondisi geografis tiap wilayah membuat standardisasi metode menjadi tantangan tersendiri.
Peneliti menekankan bahwa setiap kontribusi data masyarakat tetap bernilai, meski memerlukan penyaringan lebih lanjut oleh ahli. Partisipasi publik dinilai krusial untuk memperluas cakupan penelitian mikroplastik yang semakin mengancam ekosistem.