Sony Corporation merilis laporan keuangan tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2025, menunjukkan performa berbeda di berbagai lini bisnisnya. Divisi Imaging & Sensing Solutions (I&SS) yang memproduksi sensor kamera untuk smartphone mencetak rekor penjualan sebesar 1,799 triliun yen (Rp201,6 triliun), meningkat 196 miliar yen dari tahun sebelumnya. Pendapatan operasional divisi ini juga melonjak menjadi 261 miliar yen dari sebelumnya 67,6 miliar yen.  

Pencapaian ini didorong permintaan tinggi sensor kamera untuk smartphone, meskipun Sony mencatat adanya peningkatan biaya produksi dan R&D karena transisi ke teknologi semikonduktor lebih canggih. Divisi Game & Network Services (G&NS) juga tumbuh positif dengan pendapatan 4,670 triliun yen, meskipun penjualan konsol PlayStation menurun dan lebih banyak berasal dari game pihak ketiga.  

Berbeda dengan dua divisi tersebut, divisi Entertainment, Technology & Services (ET&S) yang menaungi produk elektronik konsumen seperti TV, kamera, dan smartphone mengalami penurunan. Total penjualan divisi ini turun menjadi 2,409 triliun yen dari sebelumnya 2,453 triliun yen.  

Khusus untuk bisnis smartphone, penjualan Sony merosot menjadi 279 miliar yen dari 299 miliar yen tahun sebelumnya, hanya separuh dari penjualan TV yang juga turun menjadi 564 miliar yen. Sony menyatakan akan melakukan restrukturisasi penjualan, manufaktur, dan desain untuk meningkatkan profitabilitas di tengah penurunan pasar.  

"Kami akan fokus pada pengembangan teknologi kreatif untuk layar dan transmisi, daripada mengejar volume penjualan," jelas Sony dalam laporannya. Langkah ini diharapkan dapat mengubah lanskap bisnis Sony di masa depan, terutama dalam menghadapi persaingan pasar smartphone dan elektronik konsumen yang semakin ketat.