JAKARTA - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menegaskan bahwa harga jual yang adil bagi petani merupakan elemen penting dalam mewujudkan target swasembada gula nasional. Direktur Utama SGN, Mahmudi, menyatakan bahwa kebijakan harga dan sistem tata niaga yang sehat harus menjadi strategi utama untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu sebagai ujung tombak produksi.

Hal tersebut disampaikan Mahmudi dalam Sarasehan Kemitraan Gula Nasional 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (2/7). Ia menekankan bahwa harga jual yang layak serta distribusi gula yang efisien merupakan bentuk perlindungan terhadap keberlangsungan usaha tani tebu.

“Strategi peningkatan kesejahteraan petani melalui kebijakan harga dan tata niaga gula yang sehat menjadi solusi konkret untuk memastikan petani mendapatkan harga jual yang adil serta sistem distribusi yang efisien,” ujar Mahmudi.

Dalam proses perumusan kebijakan, Mahmudi juga mendorong penguatan pola kemitraan antara pabrik gula dan petani, disertai inovasi serta pendampingan teknis secara berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas tanaman tebu. SGN, yang merupakan subholding gula di bawah PT Perkebunan Nusantara III (Persero), menegaskan komitmennya dalam mendukung penataan tata niaga dan penetapan harga acuan gula petani.

Sarasehan yang digelar tersebut menjadi forum diskusi penting antar pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi pengelolaan stok gula nasional dan menjaga stabilitas harga di tingkat produsen. Dalam diskusi, turut ditekankan pentingnya penggunaan data yang akurat serta sistem logistik yang terintegrasi demi memastikan pasokan dan harga tetap stabil, baik saat musim panen raya maupun di luar masa giling.

Kegiatan ini dinilai sebagai momentum memperkuat komitmen bersama dalam membangun ekosistem industri gula nasional yang lebih berkelanjutan, dengan mengedepankan kesejahteraan petani sebagai aktor utama di balik produksi gula dalam negeri.