SUMATERA UTARA - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan menerapkan kebijakan sekolah lima hari secara serentak mulai tahun ajaran baru 2025 pada Senin (14/7). Kebijakan ini berlaku untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB), baik negeri maupun swasta.  

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Alexander Sinulingga, mengatakan surat keputusan dari Gubernur Sumut Bobby Nasution telah disiapkan dan ditandatangani. "Jadi swasta juga harus menyesuaikan dengan itu. Toh, selama ini penerapan sekolah lima hari, sekolah swasta sudah menerapkannya," ujar Alex di kantornya, Selasa (8/7) malam.  

Meski demikian, pelaksanaan kebijakan ini tidak tanpa kendala. Elvi Riyanti Pasaribu, Kepala SMA Yayasan Pendidikan Panca Abdi Bangsa (PABA), mengungkapkan tantangan yang dihadapi sekolahnya. "Anak-anak kami biasa pulang jam 2, dan jam 3 ada bimbingan. Itu salah satu kendala kami," kata Elvi. Ia juga menyoroti masalah transportasi siswa yang berasal dari daerah seperti Telaga, Namo Terasi, dan Namo Sira-sira di Kabupaten Langkat, serta kegiatan ekstrakurikuler yang biasanya digelar pada hari Sabtu.  

Gubernur Sumut Bobby Nasution menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak. Ia berharap waktu libur digunakan untuk kegiatan keluarga, bukan sekadar bimbingan belajar. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan waktu berkualitas bagi keluarga di akhir pekan.