JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengakui tidak mampu menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya secara mandiri tanpa dukungan pemerintah. Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan bahwa pembangunan kereta cepat membutuhkan biaya besar dan tidak semua lembaga keuangan bersedia mendanainya.  

Dwiyana menyatakan bahwa minimal pemerintah harus menyediakan lahan dan sebagian infrastruktur dasar. "Beban akan terlalu berat jika semuanya ditanggung KCIC, seperti pelajaran dari proyek Whoosh Jakarta-Bandung yang membutuhkan waktu lama untuk pengembalian investasi," ujarnya.  

Meski mengakui pentingnya pengembangan jaringan hingga Surabaya untuk skala ekonomi, Dwiyana menegaskan semua tergantung kebijakan pemerintah. Saat ini master plan kereta cepat Jakarta-Surabaya dalam Sistem Transportasi Nasional sedang direview oleh Menko Perekonomian untuk disesuaikan dengan kondisi terkini.  

Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dalam tahap studi pendahuluan untuk menentukan trase, kelayakan teknis, dan kemampuan pembiayaan. KCIC belajar banyak dari proyek Jakarta-Bandung yang membutuhkan berbagai evaluasi sebelum bisa direalisasikan. Pemerintah disebut memiliki niat untuk mendorong proyek ini, namun masih perlu pembahasan lebih lanjut mengenai aspek finansial dan teknisnya.