LAMPUNG - Pemerintah Provinsi Lampung akan melakukan diversifikasi pasar ekspor untuk produk unggulan seperti udang, nanas kaleng, dan hasil pertanian yang selama ini mengandalkan pasar Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal 32 persen yang diterapkan mantan Presiden AS Donald Trump terhadap produk Indonesia.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menjelaskan tiga strategi utama yang akan diimplementasikan. Pertama, memperluas pasar ekspor ke Eropa, Timur Tengah, dan Asia untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS. Kedua, mendorong hilirisasi industri lokal termasuk budidaya udang dan pengolahan produk pertanian untuk meningkatkan nilai tambah. Ketiga, memperkuat pasar domestik agar pelaku usaha tidak sepenuhnya bergantung pada ekspor.
"Kebijakan tarif ini harus menjadi momentum transformasi ekonomi. Kami tak ingin hanya jadi pemasok bahan mentah, tapi pusat produksi bernilai tinggi," tegas Mirza. Ia mencontohkan perubahan pola ekspor dari udang mentah menjadi produk olahan siap saji dengan merek lokal.
Sebelumnya Gubernur telah menyatakan kekhawatiran atas dampak signifikan tarif 32 persen terhadap sektor unggulan Lampung. Kebijakan baru ini dinilai akan mengganggu komoditas andalan yang selama ini mengandalkan pasar Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor.
