
GARUT - Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Jawa Barat menyatakan belum menemukan bukti perundungan di SMAN 6 Garut terkait kasus meninggalnya seorang siswa yang diduga bunuh diri pada Senin (14/7/2025). Kepala KCD Aang Karyana menjelaskan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan teman-teman korban sejauh ini tidak mengindikasikan adanya bullying, meski pihaknya akan terus mendalami kasus ini bersama berbagai instansi terkait.
"Pak Kadis sudah turun ke sekolah, kami juga berkoordinasi dengan UPTD PPA Garut dan Inspektorat Kemendikbud. Kami berusaha memfasilitasi pertemuan antara orangtua dan sekolah saat kondisi keluarga sudah memungkinkan," kata Aang pada Kamis (17/7). Kasus ini menjadi perhatian setelah orangtua korban mengunggah pengakuan di Instagram bahwa anaknya sering menjadi korban perundungan di sekolah.
UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Pemkab Garut sebenarnya telah memberikan pendampingan psikologis dan hukum sejak 1 Juli 2025 setelah menerima laporan pada 30 Juni. Psikolog yang menangani kasus ini memberikan sejumlah rekomendasi terkait kondisi mental korban, namun nyawa siswa tersebut tidak tertolong. Disdik Jabar menegaskan kasus ini akan menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan sistem pengawasan di sekolah-sekolah.
Masyarakat yang mengalami tekanan mental atau mengetahui kasus serupa diimbau menghubungi layanan konseling Into the Light Indonesia melalui website resmi mereka. Pihak sekolah dan dinas pendidikan berkomitmen akan menindaklanjuti rekomendasi dari berbagai pihak untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.