
SURABAYA – Suasana riuh rendah anak-anak belajar bersama terdengar setiap Jumat malam di Balai RW III, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Surabaya. Kegiatan bimbingan belajar (bimbel) gratis ini digelar Karang Taruna setempat sebagai bentuk dukungan terhadap program jam malam anak yang dicanangkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Ketua RW III Sutomo menjelaskan, bimbel yang diikuti puluhan anak dari berbagai wilayah ini rutin digelar setiap Jumat pukul 19.00-20.30 WIB. "Program ini kami adakan untuk mendukung kebijakan Pak Wali Kota sekaligus memberikan alternatif kegiatan positif bagi anak-anak," ujar Sutomo, Jumat (18/7/2025).
Bimbel yang awalnya bagian dari program Kampung Pendidikan Surabaya tahun 2017 ini kini dikelola oleh sekitar 10 anggota Karang Taruna yang terdiri dari pelajar SMP hingga mahasiswa. Mereka membimbing anak-anak mulai dari TK hingga SD kelas VI dengan metode pembelajaran yang disesuaikan minat peserta.
"Kami selalu tanya dulu mau belajar apa. Kadang matematika, IPA, atau sekadar kuis. Setiap kelompok bisa berbeda pelajarannya," jelas Ketua Karang Taruna RW III Hafidz A'inur Ramadhan.
Tak sekadar belajar akademik, kegiatan ini juga menjadi sarana pengembangan karakter. Anak-anak diajarkan etika sederhana seperti bersalaman dengan yang lebih tua, tanpa memandang usia pengajar dan murid. "Meski pengajarnya baru SMP dan muridnya kelas 6, tetap kami biasakan untuk salim," ujar Diandra Nisa, salah satu pengajar.
Program yang sudah berjalan lintas generasi ini juga memberikan reward bagi siswa berprestasi. "Untuk nilai rapor di atas 96, kami beri hadiah kecil. Sebelum pulang juga kami kasih jajan," tambah Hafidz.
Diandra, yang juga Calon Duta GenRe RW III, merasakan manfaat besar dari mengajar di bimbel ini. "Saya jadi lebih percaya diri dan terlatih leadership-nya. Ada murid yang awalnya pendiam karena korban bullying, sekarang sudah aktif berkat suasana suportif di sini," ceritanya.
Dengan dukungan guru volunteer dari sekolah sekitar dan anggaran dari RW, Karang Taruna berharap program ini terus berkembang. "Semoga semakin banyak murid dan pengajar, sehingga dampaknya lebih luas untuk masyarakat," pungkas Diandra.