
KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena memastikan pihaknya sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus dugaan keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 111 siswa SMPN 8 Kota Kupang.
"Tim gabungan dari Dinkes Provinsi, Dinkes Kota Kupang, dan Balai Besar POM telah turun lapangan untuk melakukan surveilans epidemiologi guna memastikan penyebab kejadian ini," kata Melki, Selasa (22/7/2025) malam.
Menurut laporan terbaru, sebagian besar siswa yang mengalami gejala keracunan sudah diperbolehkan pulang. Sebanyak 10 siswa masih menjalani perawatan di tiga rumah sakit: RSUD SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami.
Gubernur menjelaskan, Balai POM Kupang saat ini sedang melakukan uji kimia dan mikrobiologi terhadap sampel makanan dari dapur MBG di SPPG Kelapa Lima. Hasil uji kimia diharapkan keluar dalam sehari, sedangkan uji mikrobiologi membutuhkan waktu sekitar seminggu.
Kepala SMPN 8 Kupang Maria Th. Roslin S Lana mengkonfirmasi 111 siswa dari kelas VII hingga IX mengalami sakit perut usai mengonsumsi MBG. Namun pihak sekolah belum memastikan apakah keracunan disebabkan oleh makanan tersebut.
Melki mengimbau semua pihak terkait program MBG untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan indikasi ketidaknormalan pada makanan yang disajikan. Pemerintah provinsi dan kota saat ini memprioritaskan pemulihan kesehatan siswa sambil menunggu hasil investigasi resmi.
Kasus ini menjadi sorotan setelah puluhan siswa harus dilarikan ke rumah sakit usai mengikuti program MBG yang merupakan bagian dari upaya pemerintah memerangi masalah gizi di NTT. Hasil pemeriksaan laboratorium diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab sebenarnya dari kejadian ini.