
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan infrastruktur literasi dengan memperluas jangkauan perpustakaan hingga ke tingkat desa. Wakil Gubernur Taj Yasin menyatakan hal ini saat mendampingi kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Kantor BPS Jateng, Jumat (25/7/2025).
"Infrastruktur literasi seperti perpustakaan masih menjadi pekerjaan rumah kami," ujar Yasin. Ia mencatat Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Jateng meningkat dari 13,67% (2023) menjadi 15,14% (2024). Untuk mempertahankan tren positif ini, Pemprov Jateng berkomitmen memperkuat pengelolaan perpustakaan, meningkatkan kompetensi pustakawan, dan menjalin kolaborasi dengan komunitas literasi.
Program Kecamatan Berdaya akan menjadi sarana menghadirkan perpustakaan di desa-desa. "Kami telah berkoordinasi dengan Perpustakaan Nasional untuk sinergi program," tambah Yasin. Ia menekankan pentingnya membangun budaya membaca sejak dini melalui peran aktif keluarga, dengan target minimal 1,5 jam membaca sehari didampingi orang tua.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Jateng Rahmah Nur Hayati menyatakan penguatan perpustakaan desa membutuhkan dukungan Kementerian Desa PDTT. "Kami juga memiliki program Pesantren Obah untuk meningkatkan literasi santri melalui koordinasi dengan Kemenag," jelasnya.
Ketua IPI Jateng Dyah Nugraheni mengusulkan revisi UU No.43/2007 tentang Perpustakaan untuk mengakomodasi perkembangan digital dan kelembagaan. "Pembentukan dewan perpustakaan diperlukan untuk pengawasan perkembangan perpustakaan di semua tingkat pemerintahan," pungkasnya.
Upaya ini sejalan dengan komitmen Pemprov Jateng dalam percepatan pembangunan literasi sebagai fondasi peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.