PURWOKERTO - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Slamet Rosyadi secara resmi mendukung tuntutan mahasiswa agar guru besar yang diduga melakukan kekerasan seksual terhadap mahasiswi diberhentikan secara permanen. Dukungan ini dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani usai serah terima jabatan dekan pada Senin (28/7/2025), menyusul aksi protes mahasiswa di kampus Purwokerto, Jawa Tengah.  

Surat pernyataan yang sebelumnya diajukan mahasiswa itu menyatakan kecaman keras terhadap segala bentuk kekerasan seksual di lingkungan kampus. "Berdasarkan data dan investigasi, kami mengakui adanya pelanggaran berat berupa kekerasan seksual oleh salah satu dosen FISIP terhadap mahasiswi," bunyi pernyataan tersebut. Fakultas menyetujui pencabutan seluruh hak akademik dan administratif pelaku serta mendukung pengeluaran permanen dari lingkungan kampus, sebagai bentuk tanggung jawab institusional untuk menciptakan ruang akademik yang aman.  

Slamet mengungkapkan keputusannya menandatangani surat bertujuan menjaga kondusivitas kampus. "Anak-anak itu bagian dari keluarga FISIP. Saya siap menanggung konsekuensi atas tindakan ini kepada pimpinan universitas," tegasnya. Proses administratif dan hukum akan dilanjutkan dengan merujuk Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.  

Gelombang protes mahasiswa telah berlangsung sejak Rabu (23/7/2025), dimulai dengan aksi di depan rektorat yang kemudian diikuti kelompok Bhinneka Ceria dan mahasiswa FISIP. Aksi terbaru pada Senin (28/7) menuntut perlindungan nyata bagi korban dan tindakan tegas terhadap pelaku. Kasus ini juga telah melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam proses penanganannya.