
JEMBER – Kasus campak di Kabupaten Jember, Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Hingga 10 September 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember mencatat ada 45 anak positif terinfeksi campak, naik dari 40 kasus pada pekan sebelumnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Jember, dr. Rita Wahyuningsih, mengatakan terdapat 178 suspek campak di wilayah tersebut. Mayoritas pasien merupakan anak berusia 0–9 tahun yang tersebar di Kecamatan Puger, Sumbersari, Mayang, Puskesmas, dan Umbulsari. Sebagian besar pasien menjalani perawatan rawat jalan di puskesmas.
Rita menilai lonjakan kasus campak dipicu rendahnya cakupan imunisasi selama dan setelah pandemi Covid-19. Kondisi itu menyebabkan tidak terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity). “Banyak anak tanpa kekebalan, penumpukan orang di ruang tertutup, malnutrisi, serta gangguan layanan imunisasi menjadi faktor utama peningkatan kasus,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Virus Morbillivirus penyebab campak sangat mudah menular melalui droplet pernapasan dan partikel aerosol dari batuk atau bersin penderita. Meski demikian, hingga kini Dinkes Jember belum menerima laporan adanya pasien meninggal akibat campak.
Dari total suspek, sekitar 14 persen mengalami diare, 10,6 persen nyeri sendi, 6,1 persen mual dan muntah, sementara hampir separuh tidak disertai komplikasi. “Mayoritas pasien sembuh setelah perawatan suportif seperti istirahat, pemberian cairan, pengendalian demam, dan vitamin A bila diperlukan,” jelas Rita.