JAKARTA - Pemerintah menargetkan implementasi pencampuran etanol 10 persen pada Bahan Bakar Minyak jenis bensin mulai tahun 2026 mendatang. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong transisi bahan bakar bensin menuju energi yang lebih ramah lingkungan melalui Kementerian ESDM.

Zulhas menyatakan bahwa "Sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, pada tahun depan direncanakan, kita sudah mulai pakai premium atau bensin campur 10 persen etanol atau metanol. Nah, ini program pokok," dalam gelaran Trade Expo Indonesia ke-40 di Tangerang. Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi karbon.

Selain program pencampuran etanol pada bensin, pemerintah juga berencana untuk tidak lagi mengimpor solar mulai tahun depan seiring dengan peningkatan campuran biodiesel dari B40 menjadi B50. Zulhas menjelaskan bahwa "Nanti kita dari B40 akan membuat biofuel menjadi B50. Dengan hitung B50, maka kita tidak akan impor solar lagi," yang diyakini dapat menekan ketergantungan terhadap energi fosil impor.

Menko Pangan menekankan pentingnya Indonesia mencapai swasembada di bidang energi, dimana pemerintah telah menetapkan target penggunaan biofuel secara penuh pada tahun 2025. "Kita mesti swasembada di bidang energi. Pak Bahlil, Menteri ESDM, sudah mengumumkan, tahun depan kita akan penuh memakai biofuel, oleh karena itu tahun depan Indonesia diusahakan, dikejar, ditargetkan tidak impor solar lagi, tahun depan," beber Menko Pangan. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam mempercepat transisi energi dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.