
JAKARTA – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan partikel mikroplastik di air hujan wilayah Jakarta. Temuan ini menunjukkan bahwa plastik kini tak hanya mencemari laut dan makanan, tetapi juga terbawa ke atmosfer dan turun kembali bersama hujan.
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil, mulai dari kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer. Karena ukurannya yang halus dan sulit terurai, partikel ini bisa bertahan lama di lingkungan serta berpindah dari udara ke tanah hingga ke air. BRIN mengungkapkan, partikel tersebut kemungkinan besar berasal dari plastik yang hancur di darat atau laut, lalu terangkat oleh angin ke atmosfer.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman, menegaskan bahwa keberadaan mikroplastik di air hujan tidak serta-merta menjadikannya berbahaya bagi kesehatan. “Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” ujarnya, Selasa (1/11/2025).
Menurut berbagai penelitian, manusia dapat terpapar mikroplastik melalui makanan dan minuman, seperti garam, seafood, atau air minum dalam kemasan — serta melalui udara, karena serat sintetis dari pakaian atau debu perkotaan dapat terhirup. Beberapa studi menyebut paparan jangka panjang dalam jumlah besar berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh dan mengganggu sistem hormon akibat bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel di partikel plastik.
Meski demikian, para ahli menegaskan belum ada bukti ilmiah kuat bahwa mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu. Tingkat paparannya pada populasi umum masih rendah dan terus menjadi fokus penelitian lintas lembaga.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan rumah, serta tidak membakar sampah plastik. “Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan. Ini bukan karena air hujannya berbahaya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik,” tambah Aji. Ia juga mendorong masyarakat membawa botol minum isi ulang dan memakai tas belanja non-plastik sebagai bagian dari gaya hidup ramah lingkungan.




















