GAYO LUES – Operasi terpadu yang melibatkan Bareskrim Polri, TNI, Bea Cukai, BNNK, Forkopimda Gayo Lues, dan berbagai instansi terkait berhasil memusnahkan ladang ganja seluas 51,75 hektare di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Dari 26 titik ladang yang tersebar di tiga kecamatan, sekitar 1,9 juta batang ganja atau setara 388 ton ganja siap panen dimusnahkan.
Kepala Kantor Bea Cukai Langsa, Dwi Harmawanto, hadir langsung dalam kegiatan tersebut untuk memastikan dukungan penuh terhadap upaya penegakan hukum di bidang narkotika. Ia menegaskan bahwa pengawasan terhadap peredaran barang berbahaya merupakan komitmen berkelanjutan Bea Cukai, terutama di wilayah Aceh yang rentan terhadap produksi ganja.
Pengungkapan ladang ganja ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan dua pengedar narkoba di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang membawa 47 kilogram ganja siap edar. Dari interogasi kedua tersangka, tim gabungan kemudian menelusuri keberadaan 26 titik ladang ganja di Gayo Lues. Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Eko Hadi Santoso, menyebut penelusuran ini membuka praktik penanaman ganja berskala besar yang telah beroperasi berulang kali.
Akses medan yang berat di Kecamatan Pining berupa hutan lebat dan perbukitan ditambah kondisi cuaca yang tidak bersahabat sempat menjadi tantangan. Meski demikian, koordinasi antarinstansi memastikan proses pemusnahan berjalan aman dan terkendali.
Di lapangan, petugas memusnahkan seluruh tanaman ganja dengan cara dicabut dan dibakar, mulai dari bibit, tanaman muda, ganja siap panen, hingga ganja kering yang telah diproses. Beberapa lokasi diduga telah dipanen berkali-kali sebelum akhirnya terungkap dalam operasi besar ini.
Pemerintah Kabupaten Gayo Lues menyambut baik langkah tegas tersebut. Penertiban ladang ganja dinilai menjadi momentum penting untuk menekan praktik pertanian komoditas ilegal. “Kami menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai instansi guna menjaga keamanan, ketertiban, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang legal dan berkelanjutan,” kata Dwi.
