Pola asuh yang kita terapkan dalam keluarga sangat memberikan peran penting dalam perkembangan kepribadian dan perkembangan karakter anak.
Setiapmorang memiliki pendekatan dan gaya asuh yang berbeda – beda, hal itu dilatarbelakangi oleh nilai – nila dan budaya, bahkan dari pengalaman pribadi masing – masing orang tua.
Masing – masing dari pola asuh yang dibrikan oleh orang tua dapat memberikan dampak yang berbedan – beda sesuai dengan krajkter sang anak itu sendiri.
Dengan perkembangnya zaman pada saat ini, ada istilah – istilah yang diberikan atau fenomena pola asuh orang tua di zaman sekarang. Salah satu fenomena pola asuh yang terkenal saat ini adalah pola asuh Strawberry parents.
Fenomena pola asuh ini diyakini sebagai pemicu lahirnya generasi strawberry. Generasi strawberry ini pada awalnya berasal dari Taiwan, yang merujuk pada generasi rapuh seperti buah strawberry.
Strawberry parents merupakan pola atau gaya asuhkepada anak dengan penuh kasih sayang dan juga perhatian, namun hal ini juga cenderung kepada memnajakan anak – anak secara berlebihan.
Orang tua dengn cara pola asuh ini cenderung menyediakan beragam hal yang diinginkan oleh sang anak, tanpa memberi tahu atau mengajarkan cara meraih atau memperjuangkan sesuatu tersebut. dengan hal itu, anak mnjadi tidak terbiasa untuk menghadapi tantangan dan ksulitan.
Selain itu, orang tua dalam pola asuhan ini juga tampak mirip dengan strawberry, tampak lembut dan juga manis diluar tetapi, tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah dalam wakt – waktu yang sulit.
Ciri – ciri dari Strawberry Parents:
Semua keinginan anak akan dipenuhi
Salah satu hal yang paling dilakukan oleh orang tua yang meiliki pola asuh Strawberry parents adalah memenuhi keinginan sang anak, walaupun hal itu bukanlah sebuah kebutuhan.
Sebagai orang tua harusnya kita mengajarkan bagaimana perbedaan antara kebutuhan dan juga keinginan. Memenuhi apapun keinginan anak juga akan membuat pola pikir anak menjadi tidak baik, karena anak akan berpikir bahwa segala sesuatu bisa didapatkan dengan mudah tanpa usaha.
Anak menjadi kurang Mandiri
Jika segala sesuatu yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah maka anak akan terus bergantung kepada orang tuanya. Mereka tidak akan pernah ingin belajar mendapatkan sesuatu secara mandiri.
Ketika mendapatkan suatu masalah atapun kesulitan, anak akan selalu melibatkan orang tuanya. Merek tidak dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri, anak akan selalu bergantung kepada orang tua mereka.
Ketika melakukan kesalahan anak tidak pernah mendapatkan hukuman
Tidak harus mmberikan hukuman secara fisik, orang tua harus bersikap kritis terhadap anak –anak mereka. Mereka harus memberikan batasan dan menjelaskan konsekuensi – konsekuensi atas perilaku yang mereka buat.
Tidak adanya peraturan mmebuat mereka akan berpikir bahwa semua tindakan yag mereka buat adalah benar. Sehingga memberikan konsekuensi sesuai dengan tindkan yang dibuat mereka merupakan hal yang cukup penting.
