Bagi para penggemar yang sudah membaca karya versi Wattpad dan novelnya, pasti sudah tidak sabar menantikan sajian serial ini nantinya. ‘Aku Tak Membenci Hujan’ akan segera tayang di Viu pada 9 Desember mendatang.
‘Aku Tak Membenci Hujan’ adalah sebuah drama Indonesia yang diadaptasi dari novel populer karya Sri Puji Hartini, sebelumnya di Wattpad sudah dibaca sebanyak 6 juta kali. Cerita ini berfokus pada Launa, seorang gadis ceria yang jatuh cinta pada Karang, seorang remaja yang memiliki kepribadian ganda.
Karang berjuang dengan trauma masa lalu dan hubungan yang rumit dengan ibunya, Andira, yang memperlakukan dirinya dengan kasar. Dalam perjalanannya, Launa berusaha membantu Karang menemukan jati dirinya dan mengatasi berbagai tantangan emosional yang dihadapinya.
Karang memiliki dua kepribadian: Agha, sosok remaja pemberontak, dan Banu, sosok anak kecil yang rapuh. Launa berusaha mendukung Karang untuk menerima dirinya yang sebenarnya, meskipun perjalanan mereka dipenuhi dengan kesedihan dan harapan.
Drama ini tidak hanya mengeksplorasi tema cinta remaja, tetapi juga menyentuh isu kesehatan mental, menjadikannya relevan bagi generasi muda saat ini.
Menggambarkan perjuangan Karang dengan kepribadian ganda dan traumanya. Selain itu, Launa sebagai karakter utama menunjukkan betapa pentingnya dukungan emosional dalam sebuah hubungan.
Dia tidak hanya mencintai Karang, tetapi juga berusaha untuk memahami dan membantunya menghadapi masalah internalnya. Ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati melibatkan pengertian dan dukungan dalam masa-masa sulit.
Ada juga, karakter Andira yang mencerminkan bagaimana trauma masa lalu dapat memengaruhi perilaku seseorang terhadap orang lain, terutama anak-anak. Proses penyembuhan dan memaafkan sangat penting untuk mengatasi luka lama.
Selain tema cinta, cerita ini juga menekankan nilai persahabatan yang mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam perjuangan kita. Hubungan antara Launa dan teman-temannya menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat menjadi sumber kekuatan saat menghadapi kesulitan hidup.
Perjalanan Karang untuk menerima dirinya sendiri menjadi inti dari cerita ini. Dia belajar bahwa meskipun dia memiliki kepribadian ganda akibat trauma, itu tidak mengurangi nilai dirinya sebagai individu. Ini merupakan pesan kuat tentang penerimaan diri dan pentingnya mencintai diri sendiri meskipun ada kekurangan.
(fda)