
Menteri BUMN Erick Thohir kembali menunjukkan ketegasannya dalam menata perusahaan negara. Kali ini, giliran PT Pertamina yang mengalami perombakan besar-besaran. Langkah ini dilakukan setelah kasus dugaan korupsi oplosan BBM yang melibatkan oknum nakal Pertamina Patra Niaga mencuat ke publik. Dugaan korupsi ini diduga menyebabkan kerugian negara mencapai 170 triliun rupiah. Kasus ini semakin memanas setelah Kejaksaan Agung menetapkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Rifa Siahaan, sebagai tersangka. Bersama beberapa pejabat lain, ia diduga terlibat dalam penyalahgunaan pengelolaan minyak mentah yang merugikan negara dalam jumlah fantastis.
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam terhadap permasalahan ini. Ia menyatakan bahwa evaluasi total akan dilakukan terhadap direksi PT Pertamina guna mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
“Mana tentu kita apresiasi yang dilakukan kejaksaan, kita hormati seperti dulu kita sama-sama kejaksaan kasus Asabri, Jiwasraya, Garuda, kita berpartisipasi. Pertamina sendiri tentu kita akan review total seperti apa nanti bisa perbaikan-perbaikan yang kita lakukan ke depannya,” ujar Erick dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Erick Thohir menyebut bahwa pergantian direksi Pertamina akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini akan bertepatan dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Maret 2025. Ia menegaskan bahwa selain mengganti jajaran direksi, sejumlah komisaris juga akan diganti agar tata kelola perusahaan lebih transparan dan akuntabel.
“Banyak yang bicara bagaimana peran SKK Migas, bagaimana peran Menteri ESDM, bagaimana Menteri BUMN, bagaimana juga lainnya, nah ini yang kita konsolidasikan. Kita harus berikan solusi. Kan di bulan Maret ini akan banyak RUPS, jadi tentu pergantian nanti komisaris direksi, kita sejalankan dengan rapatan tahunan ya kita juga harus menjaga konsistensi dari tentu perusahaan,” tambahnya.
GIN