
Jakarta - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani melakukan koordinasi lima kementerian terkait sinergi mobilisasi dan penempatan perawat lansia atau caregiver profesional di luar negeri. Koordinasi ini sejalan dengan Program Care Economy Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (KemenPPPA) yang bertujuan meningkatkan ekonomi, profesi dan standarisasi perempuan Indonesia. Singapura menjadi pilot project koordinasi lintas lima kementerian ini, yakni Kementerian PPPA, Kementerian P2MI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian PPN/Bappenas.
Alasannya, sebanyak 166 ribu dari total 250 ribu orang Indonesia yang tinggal di Singapura merupakan pekerja domestik perempuan. Lalu terdapat kebutuhan 24 ribu tenaga perawat hingga 2030 mendatang.
“Kami tentunya terbuka untuk kerja sama penempatan pekerja migran di Singapura, khususnya caregiver. Tinggal skema seperti apa yang mau kita jalankan. Ini bisa menjadi pilot project pertama,” kata Christina Aryani di Kementerian PPPA, Selasa (15/4/2025).
Wamen Christina menyebut, beberapa skema penempatan yang bisa dikerjasamakan, seperti Government to Government (G to G) atau Government to Private (G to P).
"Termasuk apa saja persyaratan dan kompetensi yang harus dipenuhi, sehingga kita bisa mencarikan talent caregiver yang sesuai dengan kebutuhan Singapura," kata Christina.
Wamen P2MI juga siap berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian PPN/Bappenas untuk pelatihan calon pekerja migran yang hendak diberangkatkan ke Singapura sebagai caregiver.
"Sehingga nanti tenaga kerja yang dikirimkan betul-betul siap untuk bekerja baik di panti wredha maupun di rumah mengurus lansia," ungkap Christina Aryani.
Sementara itu, Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan menambahkan, lewat kerja sama ini, kemampuan pekerja migran domestik perempuan bisa meningkat. Dengan kemampuan yang meningkat, tentunya ekonomi perempuan turut meningkat, di tengah peningkatan populasi lanjut usia di seluruh dunia.
"Kita sedang berupaya menambah peluang ekonomi di profesi care (perawat domestik/perawat lansia) dengan menambahkan kemampuannya. Jika kita bisa jalankan program G to G dengan pemerintah Singapura lewat pilot project ini, kita akan membuka peluang pekerjaan baru untuk perempuan, tentunya dengan keterampilan yang meningkat, gaji juga akan meningkat," jelas Veronica.
Terkait pemilihan Singapura, Vero, begitu ia akrab disapa menambahkan, belum ada kerja sama khusus dengan Negeri Singa tersebut terkait penempatan caregiver dan pekerja domestik khusus pengasuh lansia.
"Kebetulan dekat dan banyak pekerja domestik yang nonprosedural. Kenapa kita tidak mengangkat ini sebagai peluang, apalagi kebutuhan pekerja domestik Indonesia di sana juga masih banyak dan di Indonesia ada kebutuhan mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonomi," imbuh Wamen PPPA.
Sementara Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer menambahkan kementeriannya siap membantu pelatihan melalui balai latihan kerja (BLK) terkait sinergi mobilisasi dan penempatan pengasuh atau caregiver profesional di luar negeri.
"Harapannya, lewat sinergi lintas kementerian ini akan mampu menerjemahkan apa yang diinginkan Presiden Prabowo soal kesejahteraan, pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan," tambah Noel, sapaan akrabnya.