Breaking News :
KanalLogoLogo
Rabu, 28 Mei 2025

Sosial

19 Siswa dan Guru di Tasikmalaya Diduga Keracunan Usai Konsumsi Cilok

Mita BerlianaSelasa, 27 Mei 2025 09:16 WIB
19 Siswa dan Guru di Tasikmalaya Diduga Keracunan Usai Konsumsi Cilok

cilok

ratecard

Tasikmalaya – Sebanyak 19 siswa dan guru di sebuah SMA di Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi cilok, makanan khas Sunda berbahan dasar tepung tapioka. Kejadian ini dilaporkan terjadi pada Senin (26/5), dengan korban mulai merasakan gejala seperti mual, pusing, dan demam tinggi sejak siang hari.  

Menurut Kapolsek Bantarkalong, AKP Mujiono, para korban sebelumnya mengonsumsi cilok yang dimasak bersama pada Minggu (25/5) malam. "Betul ada laporan keracunan para siswa dan ada guru yang ikut terkena dampaknya," ujar Mujiono saat dikonfirmasi.  

Dari total 19 korban, 13 orang masih menjalani perawatan di Puskesmas Culamega, sementara 6 lainnya telah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka stabil. "Saat ini, 13 korban masih dalam pemantauan medis untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan," jelas Mujiono.  

Dugaan sementara penyebab keracunan masih belum dapat dipastikan. Tim medis dan pihak berwenang telah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. "Sampel cilok dan bahan-bahan yang digunakan sudah diamankan untuk proses uji toksikologi," tambah Mujiono.  

Kapolsek juga mengingatkan bahwa potensi penambahan korban masih mungkin terjadi. "Total yang mengonsumsi cilok kemarin sekitar 34 orang. Kami terus memantau kondisi mereka yang belum melapor," ujarnya.  

Pihak sekolah dan dinas kesehatan setempat telah berkoordinasi untuk memberikan penyuluhan tentang keamanan pangan, terutama dalam penyajian makanan yang dimasak secara bersama-sama. "Kami imbau siswa dan guru lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan dan menjaga kebersihan saat mengolahnya," kata perwakilan Puskesmas Culamega.  

Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya telah turun tangan untuk memantau perkembangan kesehatan para korban. "Kami sedang menunggu hasil lab untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya dalam makanan tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Tasikmalaya, dr. Asep Saepuloh.  

Sementara itu, orang tua siswa yang terdampak telah dihubungi pihak sekolah. Beberapa di antaranya turut mendampingi anak mereka yang masih dirawat di puskesmas. "Kami khawatir, tapi berharap hasil pemeriksaan segera keluar agar jelas penyebabnya," ujar salah satu orang tua.  

Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan keamanan pangan, terutama saat mengonsumsi makanan yang dijual atau dimasak secara massal. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:  

1. Memastikan kebersihan bahan makanan sebelum diolah.  

2. Menghindari penggunaan bahan kadaluarsa atau yang sudah tidak segar.  

3. Memasak dengan suhu yang cukup untuk membunuh bakteri berbahaya.  

4. Segera memeriksakan diri jika muncul gejala keracunan seperti mual, muntah, atau demam setelah makan.  

Investigasi masih berlangsung untuk menentukan penyebab pasti keracunan ini. Hasil laboratorium diharapkan dapat memberikan kejelasan dalam beberapa hari ke depan. Pihak berwenang juga akan menindaklanjuti dengan pemeriksaan terhadap pedagang atau pihak yang terlibat dalam penyediaan bahan makanan tersebut.

Pilihan Untukmu