JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirimkan Tim Inspektur Tambang untuk melakukan investigasi teknis terkait musibah longsor di area tambang batu alam di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang terjadi pada Jumat (30/5) pukul 10.00 WIB.

“Kami menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian ini. Tim kami telah diterjunkan untuk melakukan pendalaman,” ujar Dirjen Mineral dan Batubara, Tri Winarno, Sabtu (31/5).

Tim akan bergabung dengan tim tanggap darurat setempat, melakukan pemetaan lokasi menggunakan drone, menilai potensi longsor susulan, serta menganalisis penyebab dari aspek teknis, prosedur, lingkungan, hingga kondisi kerja.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyebut area tambang berada di zona kerentanan gerakan tanah tinggi, yang sangat berisiko mengalami longsor, terutama saat curah hujan meningkat.

“Kemiringan lereng yang sangat terjal dan metode tambang terbuka teknik under cutting memperparah risiko longsor,” jelasnya.

Ia juga meminta warga yang tinggal dekat lokasi untuk segera mengungsi, mengingat potensi longsor susulan masih tinggi. Proses evakuasi pun diminta dilakukan dengan sangat hati-hati, apalagi saat atau setelah hujan deras.

Longsor tersebut menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di kalangan pekerja tambang. Beberapa alat berat seperti excavator dan dump truck rusak berat, sementara sejumlah kuli angkut dilaporkan masih tertimbun.

Pemerintah mengingatkan bahwa setiap aktivitas tambang harus memiliki izin resmi dan menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik (good mining practice). Pengawasan atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan merupakan kewenangan gubernur, sementara pengawasan teknis tetap menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM melalui InspekturTambang.