JAKARTA – Pemerintah memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap menjadi tameng utama dalam menjaga daya beli dan kesejahteraan rakyat, meski dunia tengah dilanda ketidakpastian global akibat gejolak geopolitik dan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan APBN terus dioptimalkan sebagai instrumen shock absorber bagi perekonomian nasional.

 “Di tengah kondisi dunia yang sangat dinamis dari sisi geopolitik maupun ekonomi, APBN terus dioptimalkan untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung dunia usaha, menciptakan kesempatan kerja, dan mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi,” ungkap Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, Rabu (4/6).

Sebagai langkah antisipatif, pemerintah telah menyusun paket kebijakan countercyclical yang berfungsi sebagai penahan guncangan (shock absorber) ekonomi. Termasuk di antaranya pencairan gaji ke-13 bagi ASN/TNI/Polri dan pensiunan yang diharapkan mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga serta menimbulkan efek berganda (multiplier effect) terhadap ekonomi nasional.

Dalam memperkuat perlindungan sosial dan daya tahan masyarakat, pemerintah juga mempercepat realisasi berbagai program prioritas strategis melalui belanja APBN. Di antaranya:

1.Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Rp121 triliun

2.Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk 3 juta rumah: Rp41,88 triliun

3.Cek Kesehatan Gratis (CKG): Rp3,4 triliun

4.Berbagai program prioritas lainnya yang menyasar kelompok rentan dan mendorong aktivitas ekonomi

Menkeu Sri Mulyani berharap, kebijakan tersebut dapat meredam dampak perlambatan global, menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri, serta memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat Indonesia.

 "Semoga dengan berbagai upaya ini, APBN mampu melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara optimal dari tekanan situasi global yang terus bergejolak dan perlemahan ekonomi dunia," pungkasnya.